- Back to Home »
- EXO , FanFiction , HunHan , osh , xlh »
- [FF]I Love You // HunHan
Posted by : Oh Sehun
Saturday, April 26
Author : Brida
Cast : Xi Luhan, Oh Sehun
Pairing : HunHan
Genre : Fluff
Length : Drabble
*****
Luhan
tak pernah merasa semalas ini untuk pergi ke kampus. Ada banyak tugas yang
harus ia selesaikan, tapi Luhan lebih memilih duduk berdiam diri di toko roti
milik salah satu kakak perempuannya. Ia duduk di sudut di temani segelas Americano yang telah mendingin. Matanya menatap kosong pada
luar jendela. Memperhatikan lalu lalang orang yang berjalan di trotoar.
“Luhan
daripada kau duduk melamun seperti itu, mengapa kau tak melayani para pelanggan
saja?” suara kakak perempuannya terdengar dari meja kasir.
Luhan
mendengus. Ia kesini untuk bersantai, bukan untuk berkerja.
“Kau
juga mengambil kopi tanpa memintanya padaku.” Kakak perempuannya kembali bersuara.
Luhan
bangkit. “Ia ia. Pelit sekali kau!” gerutu Luhan di depan kasir lalu menghilang
di antara etalase roti yang berjejer. Kakak perempuannya hanya tersenyum tipis
lalu kembali bergelut dengan pekerjaannya.
Luhan
menghampiri seorang gadis kecil yang berdiri tegak menatap kue yang terpajang. “Apa
yang bisa ku bantu adik kecil?” Tanya Luhan sambil tersenyum.
Gadis
kecil itu menoleh pada Luhan lalu menunjuk sebuah roti di etalase.
“Aku
ingin yang itu.”
Luhan
mengikuti arah yang di tunjuk lalu kembali tersenyum. Ia bangkit dan mengambil
kue tersebut. “Ini untukmu.”
Gadis
kecil itu menyambut uluran tangan Luhan dengan bahagia lalu merongoh tas kecil
yang tersampir pada pinggangnya dan memberikan selembar uang pada Luhan.
“Terima
kasih paman, kakakku pasti akan sangat senang sekali.”
“Oh
benarkah?” Luhan memasukkan kembali uang itu ke dalam tas gadis kecil itu. Luhan
kembali berjongkok di depan gadis itu. “Dengan siapa kau kesini manis?”
“Sendiri.”
“Apa?”
“Kakakku
tidak suka bubur, jadi aku membelikan roti untuknya.”
Luhan
termangu.
“Aku
harus pergi sekarang paman, terima kasih.”
“Tunggu.
Paman mengantarmu, bagaimana?”
***
Luhan
keluar dari toko kue sambil mengandeng tangan gadis kecil itu.
“Kakakku
di rawat di rumah sakit disana.” Jemarinya menunjuk sebuah gedung rumah sakit.
Tidak terlalu jauh dari toko roti milik kakak perempuannya.
“Kakakmu
sakit apa?”
Ia
menggeleng. “Tidak tau.”
Luhan
tertawa kecil melihatnya. “Omong-omong siapa namamu?”
“Hyojin.”
Mereka
menyebrang jalan lalu memasuki lingkungan rumah sakit.
“Disana
paman.” Tunjuknya lagi. Gadis kecil yang bernama Hyojin itu menarik tangannya
memasuki sebuah tempat yang ia terka adalah taman di rumah sakit itu.
“Kakak!”
Hyojin berlari meninggalkan Luhan dan menghampiri seorang laki-laki yang duduk
membelakanginya.
Luhan
tersenyum kecil dan ia berniat untuk segera pergi dari sana.
“Paman
itu yang mengantarku kesini.” Kakak Hyojin menoleh pada Luhan dengan sebuah
senyum kecil dan mata keduanya bertemu.
DEG
“Sehun??”
Tapi
dengan cepat laki-laki itu memutus kontak keduanya. Luhan mendekat dan berdiri
tepat di depannya.
“Sehun..
kau?”
“Hyojin
kau ingin memberi ini untuk Sehee bukan? Pergilah kesana.”
Gadis
itu mengangguk. Ia menatap Luhan. “Terima kasih paman.”
Luhan
hanya tersenyum samar tak terlalu peduli. Ia menatap Sehun lekat hingga
keduanya saling bertatapan kembali.
“Duduklah.”
Ujar Sehun akhirnya. Ia menarik jemari Luhan menyuruh laki-laki tiu untuk duduk
di sampingnya. Luhan menurut.
“Apa
yang kau lakukan disini, Sehun?”
“Ada
anggota keluargaku yang sakit.” Jawab Sehun tersenyum.
“Apa
kabar Luhan?”
“umm.. aku
baik. Kau?”
“Aku
juga baik. Ngg.. soal natal kemarin, maaf tak bisa menemuimu. Tiba-tiba saja,
Sehee masuk rumah sakit. Aku harus menemaninya.”
“Sehee?”
“Kakak
perempuanku. Ngg.. kau menerima kadonya ‘kan?”
Luhan
mengangguk. “Terima kasih.”
“Kau
membaca suratnya?” Luhan mengangguk kembali.
“Lalu
apa jawabanmu?”
DEG
DEG
Darah
Luhar berdesir, diikuti oleh semburat merah muda pada pipinya. Luhan benci warna
itu yang kini telah menghiasi wajahnya. Ia menunduk dalam, tak memiliki
keberanian untuk menatap Sehun yang bahkan kini masih menatapnya.
“Aku
mencintaimu Luhan.”
DEG
DEG DEG
Sehun
menjulurkan jemarinya dan mengangkat dagu Luhan. Membuat Luhan harus kembali
mengangkat wajahnya dan bertemu pandang dengan Sehun.
Luhan
tau jika Sehun memang tampan. Sangat tampan. Tapi bukan itu alasan mengapa ia
bisa sampai jatuh hati dengan laki-laki bermarga Oh itu. entah lah. Luhan tak
tau bagaimana menjelaskan perasaannya. Tapi ia yakin jika,
“Aku
juga mencintaimu, Sehun.”
***
Musim
semi adalah yang terbaik.
Di
sisi jalan yang di lewati, di jejeri oleh bunga-bunga sakura yang tengah
bermekaran indah. Sungai Han masih cantik seperti kemarin. Pada trotoar di sisi
jembatan keduanya berjalan santai menikmati angin sore yang berhembus lembut.
“Jadi,
bisakah kau jelaskan mengapa kita harus selalu bertemu di setiap malam natal?”
Luhan melirik Sehun yang berjalan di sampingnya.
“Aku
kuliah di luar negeri. Setiap tahun malam natal aku pulang ke korea.” Jawabnya.
“Tunggu!”
Luhan menghentikan langkah kakinya mendadak. “Ini bukan…pertemuan terakhir kita
‘kan?” Luhan merasa khawatir seketika. Ia berdiri di hadapan Sehun, menatap
laki-laki itu lekat.
Sehun
kembali tersenyum. “Kau takut jika aku akan meninggalkanmu lagi?”
“um!” Luhan
berguman. Ia mungkin berbohong. Di tinggal Sehun lagi?
OH!
Luhan bahkan tak mau membayangkan hai itu.
“Kuliahku
sudah selesai. Mungkin hanya perlu ke sana untuk mengurus beberapa keperluan.
Jangan khawatir.” Ujar Sehun. Ia mendekat lalu memeluk tubuh Luhan hangat. “Aku
tidak mungkin meninggalkan kekasih cantikku disini.”
Oh!
Sebuah getaran cepat memandu jantung Luhan untuk berdebar sekencang-kencang.
Apa itu?
Cantik.
Untuk
seseorang yang tampan seperti dirinya??
“Aku
tampan, Sehun.”
“Tidak.
Bagiku kau cantik.”
Matahari
terlihat terbenam di ufuk barat. Sebentar lagi akan berganti malam. Sehun
memeluk tubuh itu sesaat lalu menangkup kedua pipi Luhan dengan
jemarinya. Memberikan sebuah kecupan pada bibir Luhan. Menutup mata keduanya
secara perlahan, menikmati sentuhan lembut itu dan Luhan terbuai.
***
“Luhan
tidak masuk kuliah hari ini, Bu.” Ujar kakak perempuannya dengan kesal.
“benar
begitu, Luhan?” ibu mengalihkan pandangannya pada Luhan. laki-laki itu
kelabakan.
“Aku
punya alasan sendiri bu—“
“Luhan
malah bersantai-santai di toko. Dia juga menghabiskan banyak roti.”
“Hei!
Jangan berbohong. Tidak! aku tidak melakukannya itu Bu.” Luhan menggeleng
cepat.
“Tidak!
kau melakukannya, aku melihatnya sendiri!”
Luhan
menggeram kesal. Kakak perempuannya langsung berlari meninggalkannya. Dan Luhan
menggejar.
“Ku
bunuh kau Xi Juhan!”
***