- Back to Home »
- bbh , EXO , FanFiction , pcy »
- [FF] Reaching The Star // ChanBaek
Posted by : Oh Sehun
Thursday, June 12
Author : miso
Main cast : Baekhyun,
Chanyeol
Support cast : Lay,
Luhan, Kris (mention)
Genre : BL, romance,
school life, and other
Rating : T
Length : One-Shoot
Hope you like...
Enjoy it...
~~(Reaching The Star)~~
as close as fragrance is to breath,
as close as melody is to lips,
as close as the twists and turns of thought,
as close as arms entwined,
as close to me as my dreams,
as close as my secrets are to my heart,
as close as raindrops are to the clouds,
as close as the moon is to the night,
as close as kohl is to the eyes,
as close as the waves are to the sea
***
Chanyeol. Hmm.. Siapa yang tidak mengenal namja tampan bertubuh tinggi itu. Bukan
hanya karena tampan, ia juga merupakan kapten tim basket SM High School.
Terkenal, tentu saja. Ia adalah salah satu bintang yang paling dielu-elukan di
antara para siswa-siswi SM High School. Semua ingin bisa dekat dan berteman
dengannya, tak terkecuali Baekhyun.Namja biasa yang sangat mengagumi sosok
Chanyeol, dan diam-diam memendam perasaan pada sang kapten basket. Ia tak
pernah sekali pun absen untuk melihat setiap pertandingan Chanyeol.
“Baekhyun, lihatlah ke depan jika berjalan!”
“Eoh?!” Baekhyun segera mengangkat kepalanya ketika ada seseorang
yang meneriakinya. Bermaksud mencari siapa orang yang telah berhasil
membangunkannya dari lamunan. Namun..
Brukk
Baekhyun terlambat menghindar saat ada seseorang yang menabraknya.
Ah, atau mungkin dialah yang sebenarnya menabrak orang ini. Salahkan dia yang
terlalu fokus pada teriakan tadi. Dan salahkan juga orang yang meneriakinya.
“Auhhh...” kata Baekhyun sambil mengusap-usap butt-nya
yang terasa sakit akibat jatuh. Untung saja ia tak membawa apapun, jadi ia tak
perlu khawatir barangnya rusak. Tapi, siapa yang dengan senang hati menabrak
tubuhnya yang kecil itu, eoh? Mungkin karena tubuhnya kecil itu, jadi orang ini
tak melihat keberadaannya. Ck... itu alasan yang konyol.
“Eh!” Baekhyun terkejut saat sebuah tangan tiba-tiba berada di
depannya. Seperti ingin membantunya berdiri. Ia kemudian semakin menatap ke
atas, hanya penasaran siapa pemilik tangan itu. Dan semakin terkejut ketika
mengetahui bahwa orang itu. “Cha- Chanyeol..”
“Kau mau duduk di situ terus?”
“A- ani..”
kata Baekhyun yang kemudian meraih uluran tangan Chanyeol. Yang Baekhyun
rasakan saat bersentuhan dengan namja yang dikaguminya itu adalah gugup. Ia
berdo’a dalam hati semoga namja ini tidak mendengar degupan
jantungnya.
“Makanya kalau berjalan lihat ke depan, Baekhyun. Itu kan yang
dikatakan temanmu tadi.” Chanyeol berkata dengan senyumnya yang menawan. Ia
mengusak rambut Baekhyun sebentar, lalu pergi meninggalkan Baekhyun yang
mematung di tempatnya.
‘Hah!!! Apa yang baru saja terjadi?!! Ini nyata kan?!!’ ucap
Baekhyun dalam hati. Ia berbalik, menatap punggung Chanyeol yang makin menjauh,
dan tersenyum sendiri. Baekhyun, jangan sampai kau gila dulu sebelum
mendapatkan namja itu.
Baekhyun lalu bergegas menuju kelasnya. Karena memang itulah
tujuan awalnya. Tak lupa juga, ia memeluk temannya yang tadi meneriakinya.
Mungkin berkat temannya itu ia bisa berbincang dengan Chanyeol. Yah... walau
hanya sebentar.
***
“Baekhyun!”
Baekhyun menghentikan langkahnya ketika mendengar seseorang
memanggil namanya. “Chanyeol?!”
Baekhyun mengucek-ucek matanya untuk memastikan bahwa yang
memanggilnya benar-benar namja tampan yang telah berhasil mencuri hatinya. Ia
semakin terkejut saat chanyeol menghampirinya. Tapi, di dalam lubuk hatinya
yang paling dalam, ia sangat sangat senang. Matanya tak henti menatap Chanyeol
yang sangat keren dengan motornya.
Chanyeol berhenti ketika sampai di dekat Baekhyun. Melepas helmnya
agar lebih leluasa berbicara dengan namja bertubuh mungil itu. “Mau pulang
bersama?”
“Ye?!”
Chanyeol menaikkan sudut-sudut bibirnya seraya menyerahkan satu
helm cadangan kepada Baekhyun. “Kau pulang sendiri kan? Ini sudah sangat sore.
Dan kalau aku tak salah ingat, rumahmu searah dengan rumahku.”
“Eh? Ba- bagaimana kau tahu?”
“Tentu aku tahu.”
“Ehh??” Baekhyun memiringkan kepalanya. Ia benar-benar bingung
sekarang.
“Sudahlah. Ayo, aku antar kau pulang dan kupastikan kau utuh saat
sampai di rumah.”
“Ta- tapi..”
“Ck.. jangan keras kepala, Baekhyun.”
“Baiklah..” Baekhyun akhirnya menerima helm yang disodorkan
Chanyeol padanya.
Sebenarnya, Baekhyun sangat senang saat Chanyeol mengajaknya
pulang bersama. Ia menolak ajakan Chanyeol karena tak ingin menjadi amukan fans
Chanyeol, dan ia sangat berharap tak ada fans Chanyeol yang memergokinya.
Bisa-bisa ia menjadi sasaran empuk bagi penggemar fanatik Chanyeol. Selain itu,
ia takut jika tiba-tiba melakukan hal yang aneh ketika berada di hadapan namja pujaannya ini.
“Cha!
Sampai.” Chanyeol menghentikan motornya saat sudah sampai tepat di depan rumah
Baekhyun. Dari mana dia bisa tahu?? Entahlah...
Baekhyun turun dari motor sport Chanyeol. Kemudian melepas helmnya,
dan menyerahkannya pada namja tampan yang masih berada di atas motornya itu. “Gomawo.”
Chanyeol tersenyum menerimanya, mengusak kepala Baekhyun sebentar
sebelum menyalakan mesin motornya. “Aku pulang, annyeong.”
Baekhyun tersenyum sangat lebar menatap kepergian Chanyeol. Lalu
tangannya terulur menyentuh bagian dadanya yang berdentum-dentum sangat keras.
Sepertinya, ia tak akan bisa konsen belajar malam ini.
***
Benar saja. Malam harinya, ia tak konsen sama sekali untuk
belajar. Entah bagaimana, selalu terdapat wajah Chanyeol yang sedang tersenyum
di dalam bukunya. Give up!Akhirnya, Baekhyun keluar
kamar. Ia melihat Lay, hyung tersayangnya. Lalu berjalan perlahan
mendekati hyungnya itu yang sedang asik
dengan laptop putihnya di meja makan. Baekhyun kemudian mengambil tempat duduk
di depan namja itu.
“Hyung.”
“Waeyo Baekhyun-ah?” Lay tak mengalihkan
perhatiannya dari laptopnya. Entah apa yang sedang dikerjakan namja itu.
“Antara kau dan Kris hyung... siapa yang menyatakan
cintanya terlebih dulu.”
Lay mendongakkan kepalanya. Tertarik, atau terkejut dengan
pertanyaan Baekhyun. Tumben sekali Baekhyun menanyakan tentang hal seperti itu.
Biasanya dongsaeng imutnya ini tak terlalu tertarik.
Bahkan ketika ia mengenalkan Baekhyun pada Chen beberapa waktu yang lalu,
Baekhyun seperti biasa-biasa saja. Apakah Baekhyun punya seseorang yang disuka
sekarang?
“Kris dulu yang menyatakan perasaannya padaku. Kenapa kau
menanyakan itu? Tumben sekali.”
“Hehe... emm... kalau misalnya seorang namja menyatakan perasaannya pada namjatampan
yang disukainya. Apa...”
“Tak masalah.” kata Lay yang dengan entengnya memotong perkataan
Baekhyun. “Kalau kau memang menyukainya, katakan saja. Jangan sampai kau
menyesalinya, Baekhyun-ah.” Lay mengedipkan satu matanya pada Baekhyun,
bermaksud menggoda dongsaeng satu-satunya itu.
Baekhyun diam. Berpikir sejenak, apakah ia harus melakukannya?
Tapi, kalau dia ditolak bagaimana? Kalau namja tampan bertubuh tinggi itu membencinya
setelah ia mengungkapkan perasaannya bagaimana? Sungguh rumit.
“Ah, hyung kau bisa membuat origami burung
bangau?”
“Tentu saja.”
“Ajari aku, ne hyung. Jeballl...” rengek
Baekhyun sambil menggoyang-goyangkan tangan Lay yang berada di atas meja.
“Iya dongsaeng-ku yang manis...” kata
lay sambil mencubit hidung mungil sang dongsaeng.
Baekhyun kemudian beranjak pergi ke kamarnya untuk mengambil satu
bungkus kertas lipat warna-warni. Lalu, kembali ke meja makan untuk meminta Lay
mengajarinya. Baekhyun cukup cepat menangkap ajaran dari Lay. Dia juga sangat
bersemangat membuatnya.
“Kau berniat meminta bantuan pada burung kertas ini untuk
mendapatkan cintamu, eoh? Kau akan membuat sebanyak 1000 buah?!” cerocos Lay di
tengah kegiatan Baekhyun membuat origaminya.
“Yang pertama mungkin iya, hyung. Tapi yang kedua... aku
rasa tak akan sanggup membuatnya dalam waktu dekat.”
Lay mengangguk-anggukan kepalanya. “Hmhh.. okey. Terserahmu
sajalah. Good luck. Ah! jangan tidur
terlalu malam, ne..”
“Ne...”
Lay pergi dari hadapan Baekhyun menuju kamarnya. Sedangkan
Baekhyun masih asik membuat origami burung bangau itu hingga mencapai jumlah
yang ia inginkan.
***
Baekhyun mengintip sebuah ruang kelas sambil membawa box berukuran 14 inchi. Ia sibuk
mencari-cari seseorang di antara siswa lain yang sedang keluar kelas. Ini sudah
jam pulang, dan ia menunda kepulangannya hanya untuk mencari seseorang. Matanya
menangkap orang yang dimaksud. Seorang namja tampan yang sedang mengobrol dengan namjatampan
yang lain.
“Eoh! Baekhyun ada apa?” pertanyaan Luhan membuyarkan lamunan
Baekhyun.
“Eh?! Ee... aku ingin bertemu dengan Chanyeol.” kata Baekhyun
sambil tersenyum canggung.
Dua orang namja tampan itu saling menatap, kemudian
senyuman terulas dari bibir mereka masing-masing. Luhan menepuk pelan pundak
Chanyeol, lalu segera pergi dari... mungkin saja calon pasangan kekasih itu.
“Ige.”
kata Baekhyun seraya menyerahkan box-nya pada orang di hadapannya.
Mereka kini berada di belakang sekolah yang sepi. Tentu saja, ini sudah
waktunya pulang sekolah.
Chanyeol menerima box berwarna coklat itu meskipun dengan
tatapan heran.
Baekhyun tersenyum lebar. “Buka saja.”
Chanyeol membukanya sesuai permintaan Baekhyun. Rautnya menjadi
berkali lipat lebih heran daripada ketika menerimanya tadi. Ia menatap Baekhyun
seolah berkata ‘Ini apa?’.
Baekhyun masih tersenyum. “Itu 99 buah burung kertas. Kau... mau
melengkapinya?”
Chanyeol menatap Baekhyun. Memiringkan kepalanya mencoba menangkap
maksud kata-kata yang terlontar dari mulut namja manis itu. Tapi, sejurus kemudian ia
tersenyum. Mendekatkan dirinya pada Baekhyun, dan semakin mendekatkan wajahnya.
Bahkan Baekhyun kini bisa mencium aroma tubuh namja pujaannya itu kian mendekat. Semakin
dekat wajah Chanyeol, makin tercium aromanya, dan Baekhyun semakin merapatkan
pejaman matanya.
Chu~
Hanya kecupan singkat. Baekhyun membuka mata saat dirasa namja bertubuh lebih tinggi darinya itu
telah menjauh dari wajahnya.
“Itu jawabanku. Kurasa, 901 burung kertas tidak masalah.” katanya
tersenyum sambil berlalu dari hadapan Baekhyun.
Baekhyun masih terdiam memandang kepergian namja itu. Apa... namja itu sekarang telah resmi
menjadi miliknya?? Menjadi miliknya?? Benarkah??
Baekhyun memegang bibirnya. Masih dapat ia rasakan kecupan dari
Chanyeol tadi. Rasanya seperti ada letupan-letupan di dalam dadanya. Beginikah
rasanya??
“Chanyeolll... saranghaee...” teriaknya
bersemangat. Berharap jika Chanyeol juga mendengar teriakannya. Ia sama sekali
tak peduli jika ada orang lain yang menganggapnya gila. Ckck..
But finally, he gets the star that he loved so much.
LOVE!! Bagus :)
ReplyDeleteAda sekuelnya gak??
ReplyDelete