- Back to Home »
- dks , EXO , FanFiction , KaiSoo , kji »
- [FF] A Lesson // KaiSoo
Posted by : Oh Sehun
Saturday, April 26
Happy
Reading, All~ ^^
*****
Memutuskan
hubungan dengan seseorang yang paling kita cintai itu memang sulit. Sangat
sulit. Sama seperti Kyungsoo, ia merasa sangat sulit ketika ia harus mengambil
keputusan. Antara mempertahankan Jongin atau memutuskan hubungannya dengan
Jongin.
Hubungan
mereka baru berjalan lima bulan, terhitung dari Jongin menerima pernyataan
cinta Kyungsoo. See? Yang menyatakan cinta
bukanlah
Jongin, melainkan Kyungsoo. Yang artinya, Kyungsoo-lah yang mencintai Jongin.
Jongin, melainkan Kyungsoo. Yang artinya, Kyungsoo-lah yang mencintai Jongin.
Entah
sebaliknya~
Mempertahankan hubungannya
juga percuma, jika pada akhirnya Kyungsoo-lah yang merasa kesakitan.
Sendirian.
Di bohongi, di khianati. Kapan Kyungsoo kencan dengan Jongin? Jawabannya adalah tidak pernah.
Walaupun Jongin sangat baik pada Kyungsoo, tapi tetap saja jika di dalamnya tidak ada perasaan cinta sama sekali. Setiap hari, Jongin akan berjalan bersama seorang gadis ke dalam sebuah restoran mewah. Dan setelahnya, Jongin akan merangkai satu kebohongan untuk Kyungsoo. Menutupi semuanya dengan baik.
Tapi…
Jangan
pernah berpikir Kyungsoo tidak tau apapun. Kyungsoo memang mempunyai dua mata
yang tidak selalu melihat apa yang Jongin lakukan, Kyungsoo mempunyai dua
tangan yang tidak selalu menyentuh Jongin, dan Kyungsoo mempunyai dua kaki yang
tak selalu berjalan bersama dengan Jongin.
Namun,
Kyungsoo mempunyai hati, yang bisa merasakan bahwa Jongin tidak pernah
bersamanya, bahwa Jongin tidak pernah mencintainya, dan Jongin tidak pernah menganggap
Kyungsoo sebagai orang yang ter-special dalam kehidupannya.
Sia-sia?
Tentu
saja. Dan Kyungsoo tidak ingin merepotkan Jongin dengan perasaan seperti itu.
Sudah cukup ia merasa sakit hati selama lima bulan ini.
To
: Kim Jongin
‘Jongin-ah,
aku minta maaf karena sudah membuatmu repot selama lima bulan ini. Mulai
sekarang, kau bisa bebas untuk berjalan dengan wanita yang kau cintai. Karena…
Aku akan mengakhiri hubungan kita. Terimakasih…’
SEND
Akhirnya,
Kyungsoo bisa tersenyum lega setelahnya.
***
Tok
tok tok tok―
“Hyung! Kyungsoo hyung! Buka pintunya, hyung! Aku ingin bicara!”
Bunyi
ketukan keras itu berasal dari pintu rumah Kyungsoo. Dan sang pelaku yang
meneriakkan namanya adalah Jongin. Setelah menerima pesan yang menyatakan kalau
Kyungsoo ingin mengakhiri hubungannya, Jongin segera melajukan mobilnya kemari.
Ingin menjelaskan semuanya, dan mungkin memperbaikinya? Entahlah.
Tok
tok tok tok tok―
Jongin
masih mengetuknya dengan tidak sabaran. Jongin tau kalau Kyungsoo ada di
rumahnya, jadi dia akan terus mengetuk pintu rumah sampai Kyungsoo keluar dari
sana.
Klek―
“Hai,
Jongin-ah…” Kyungsoo tersenyum setelah pintunya ia buka dari dalam.
Lembut menyapa Jongin. “Ada apa datang kemari? Adakah barangmu yang tertinggal
disini?”
Gep!
Tanpa
menunggu Kyungsoo bicara lebih lanjut, Jongin memeluk tubuh yang lebih mungil
darinya itu. Memeluknya erat dan erat. “Hyung, kenapa kau memberiku pesan seperti itu? Kau hanya bercanda, kan? Kau tidak benar-benar ingin mengakhirinya, kan?”
Kyungsoo
menghela nafas. “Jadi, inikah alasanmu datang kemari?”
Jongin
mengangguk kecil dengan tangan yang masih memeluk Kyungsoo kuat. Kyungsoo
melepaskan pelukan Jongin padanya, menatap pria itu dengan seulas senyum
menyakitkan. “Ikut aku.” Tangan Kyungsoo membimbing Jongin untuk masuk ke dalam
rumahnya, menuju ruang tengah.
Jongin
sendiri bingung kenapa Kyungsoo membawanya kemari. Tapi, Jongin hanya ingin
mengungkapkan bagaimana perasaannya saat ini. “Hyung, aku minta maaf untuk semua perlakukanku yang salah padamu. Tapi aku mohon, hyung… Jangan begini, jangan mengakhirinya.
Kembali, hyung…” Lirih Jongin.
Kyungsoo tak menjawab. Ia
menyerahkan sebuah kertas kosong pada Jongin. “Ambillah…” Ucapnya. Membuat Jongin
bingung sambil menerima satu lembar kertas itu dari Kyungsoo. “Sekarang, remas
kertas itu dengan tanganmu…” Kyungsoo memerintah lembut.
Dan entah kenapa, Jongin menurutinya. Jongin meremas kertas putih itu dengan tangannya. Sehingga membentuk bola kertas. Ia menatap Kyungsoo bingung.
“Sekarang, buka kembali kertas yang sudah kau remas.” Jongin menurut, ia membuka kembali remasan kertas itu, sehingga sudah tidak berbentuk bola kertas lagi. “Apakah kusut?” Kyungsoo bertanya.
“Ya…” Jongin mengangguk kecil.
“Lalu, katakan maaf pada kertas itu.”
“Maaf―” Seketika, mata Jongin membulat. Ia terkejut, dengan fakta yang baru saja ia dapatkan. Matanya menatap Kyungsoo sendu. Mengerti dengan apa yang di maksudkan Kyungsoo dengan menyuruhnya meremas kertas. “―hyung.”
Kyungsoo lagi-lagi tersenyum
halus. Ia meraih kertas dari tangan Jongin dan menyimpannya di meja. Menarik
lembut tangan Jongin dan kali ini ia membawanya ke dapur.
Kyungsoo mengambil sebuah piring yang terbuat dari kaca dan menyerahkannya pada Jongin. “Sekarang, aku ingin kau hempaskan piring itu ke lantai.”
Jongin mengangguk. Ia mengambil piring dari tangan Kyungsoo dan menghempaskannya ke lantai. Sehingga bunyi praaanng terdengar memekakan telinga mereka berdua. “Sudah.” Ucapnya pelan.
“Apakah piring itu pecah?”
“Iya…” Jongin menunduk, memperhatikan pecahan piring kaca itu di dekat kakinya.
“Katakan maaf pada piring itu…”
“Maaf―” Lagi-lagi, Jongin tercekat setelahnya. Ia menegakkan kepala, menatap Kyungsoo dengan tidak percaya.
Sekarang,
ia kembali mengerti dengan apa yang Kyungsoo maksudkan.
“Apakah piring itu utuh kembali?”
“…” Jongin diam, tidak mampu menjawab.
Kyungsoo tertawa halus.
“Dengarkan aku, Jongin. Kepercayaanku padamu sama seperti kertas yang sudah kau
remas tadi. Ketika kau meremasnya dengan kuat,
kertas itu tidak akan kembali seperti semula. Sama seperti kepercayaan yang aku
berikan padamu…”
Jongin
kembali menunduk.
“Dan
hatiku, sama seperti piring yang kau hempaskan ke lantai. Setelah pecah,
seberapa banyak pun kau mengucapkan maaf, semuanya tidak akan bisa kembali
utuh.” Lanjut Kyungsoo, mencoba menahan tangisnya yang mungkin akan meledak
kapan saja.
“Tapi, hyung―aku tidak ingin
hubungan kita berakhir.”
“Kau
tidak perlu berpikir seperti itu, Jongin-ah. Ambillah pelajaran yang aku
berikan barusan untukmu ke depannya. Jangan pernah menyia-nyiakan orang yang
mencintaimu, atau kau tidak akan pernah mendapatkannya kembali.”
“Hyung―”
“Maafkan aku. Tapi terkadang, ketika seseorang berhenti peduli bukan karena ia sudah tak peduli lagi. Tapi… Karena ia sadar bahwa kepeduliannya tidak dihargai…” Kyungsoo tersenyum. Membawa tangannya untuk menyentuh wajah Jongin. “Aku menyayangimu, Jongin-ah… Pulanglah, dan minta maaf pada semua orang yang sudah kau permainkan.”
Jongin tertegun dengan apa
yang Kyungsoo lakukan. Kyungsoo yang selalu ia abaikan, Kyungsoo yang tak pernah
ia dengarkan, Kyungsoo yang selalu berusaha untuknya… Kini Jongin tau, kalau
hatinya memilih Kyungsoo. Tapi, semuanya terlambat. Ketika Kyungsoo mengakhiri
hubungannya, Jongin baru menyadari kalau Kyungsoo sangatlah berharga dalam
hidupnya.
“Hyung, jangan―”
“Cinta datang bukanlah karena biasa, tapi
cinta datang karena kita merasa nyaman dan bahagia, bukan tersiksa.” Kyungsoo
mengukir senyuman terbaiknya. Berusaha, agar tak menangis setelahnya. “Kau tak pernah
mencintaiku, Jongin. Selama ini, aku tersiksa dengan hubungan kita. Bukan hanya
aku, tapi juga dirimu. Sekarang, semuanya―”
Jongin menunduk. Meremas
jemarinya kuat-kuat. Tidak ingin mendengar kelanjutannya. Tapi sayang, ia
mendengarnya.
“―sudah
berakhir.”
*****
FIN
sequel? tunggu aja ya, sekalian liat ffku yg lain dulu saja h3h3.
ReplyDeletekalau senggang gue sempetin bikin deeh
Author, please sequel.
ReplyDeleteI want to read Kai suffered bc his own act. I wanna read Kai crying over Kyungsoo. Please continue this. It's good btw.