Popular Post

Posted by : Oh Sehun Thursday, June 12

Luhan the Plain // Brida // HunHan // Fluff, Romance // Drabble



Luhan adalah kekasih terpolos di dunia…

***

Hampir sebagian besar dari siswa di sekolah bagaikan ikan yang menggelepar di udara. Kejadian enam bulan lalu bahkan masih sangat hangat untuk mereka bicarakan. Memasang telinga tajam-tajam untuk mengorek berita terbaru apapun mengenai mereka.

Sebagian dari penggemar Sehun bahkan masih tak mengerti, ketika gossip yang berterbangan bagai alang-alang itu menyergapi telinga mereka semua. Sehun si lelaki terdingin sepanjang masa menjalin sebuah hubungan khusus nan special dengan laki-laki bernama Luhan.

Bukan karena Luhan adalah laki-laki jelek yang bahkan tak pantas untuk dekat apalagi memiliki hubungan khusus dengan laki-laki bermarga Oh itu. Bukan. Bukan itu.

Luhan adalah laki-laki manis dan ia terlihat cantik juga. Luhan adalah laki-laki terpolos di dunia—seluruh isi sekolah mengakui hal itu—bagaimana bisa menjalin hubungan dengan Sehun si manusia es??

Beberapa orang tak penting bahkan melakukan sedikit taruhan mengenai kapan berakhirnya hubungan keduanya. Di mulai minggu pertama mereka bersama, lalu minggu kedua. Diikuti oleh bulan pertama dan selanjutnya. Dalam kenyataannya mereka masih saja bersama dan telah memasuki bulan ke enam. Apalagi yang harus di ragukan??

Di sepanjang lorong ketika keduanya berjalan bersama, akan terdengar bisikan-bisikan aneh yang memasuki telinga keduanya, dan Luhan merasa sedikit terganggu karena itu. Setelah itu ia akan bertanya pada Sehun:

Apakah ia salah mengenakan seragamnya hari ini?
Tidak. seragamnya terlihat sama dengan seluruh murid bahkan Luhan terlihat lebih rapi.

Atau tataan rambutnya yang berantakan?
Tidak juga. Luhan selalu memakai shampoo yang bagus dan rambutnya terlihat indah dan harum. Itu juga bukan permasalahannya.

“lalu apa, Sehun? Mengapa mereka terlihat berbisik setiap kali kita berjalan bersama?” mata bulatnya menatap Sehun polos seperti anak kecil.

Oh! Sehun tergoda akan tatapan itu. ia benar-benar mencintai kekasihnya ini. “mereka hanya iri pada kita.” Jawab Sehun selembut mungkin.

Kening Luhan berkerut. “iri?”

Sehun mengangguk. Ia mengusap pipi Luhan dengan lembut. “mereka iri karena kau cantik.”

Seketika itu pipi Luhan langsung diliputi rona merah. Manis sekali. “be-benarkah? Jangan menggodaku Sehunie.” Luhan menunduk menyembunyikan wajahnya yang telah memerah sempurna.

Sehun menangkup kedua pipi Luhan dengan kedua belah tangannya.
“aku tidak sedang meggodamu. Kau benar-benar sangat cantik.”

Detik berikutnya. Sehun memberikan sebuah kecupan singkat pada bibir Luhan. Dan teriakan tertahan terdengar dari dinding di sebelah mereka berdiri. Bahkan ada yang mengabadikan moment itu pada ponselnya.

***

Beberapa orang iseng yang mengklaim mereka adalah penggemar dari couple ini menyebalkan juga. Mereka bertanya ini-itu pada Luhan dan Sehun cukup menegur mereka semua untuk berhenti menganggu kekasihnya ini sekali saja, dan mereka mengerti. Tetapi masih saja mencuri-curi waktu ketika Luhan tengah sendiri. Mulut mereka terasa gatal untuk tak bertanya.

Setiap pagi, biasanya Sehun akan mengantarkan Luhan sampai di depan kelasnya. Memastikan kekasihnya aman maka ia akan menuju kelasnya sendiri. Namun, hari ini terlihat berbeda. Ketika tubuh mungil Luhan terlihat berjalan sendiri di lorong tanpa Sehun di sampingnya.

Semua yang melihat itu bersorak dalam hati. Luhan memasuki kelasnya dengan santai. Baru meletakkan pantatnya pada permukaan kursi ketika beberapa teman kelasnya mulai datang dan membuat sebuah lingkaran kecil di mejanya.

“Hai Luhan.”

“Hai Jongdae, hai Baek, hai semuannya.” Ia menyapa ramah seperti biasa.

Menurutnya itu hal yang wajar bertukar sapa dengan temannya.

“kau mengerjakan tugasmu hari ini, Luhan?”

“tentu. Aku mengerjakannya.  Apa kau sudah mengerjakannya Jongdae?”

“baru sebagian. Aku perlu bantuanmu untuk mengerjakan tugasku, Luhan.”

“oh, benarkah? lalu apa yang bisa kubantu, Jongdae? Katakan saja.”

Sebuah senyum manis terpantri di wajah kerumunan itu. Luhan menatap Jongdae dan Baekhyun bergantian. Menunggu pertanyaan untuknya.

“apa Sehun tidak ke sekolah hari ini? Kau tak terlihat bersamanya.”

Itu adalah pertanyaan dasar yang selalu mereka tanyakan pada Luhan.

“Sehun harus menemui guru Lee untuk membicarakan sesuatu.”

“oh seperti itu?”

Luhan mengangguk.

“Luhan..”

“Ya?”

“apakah kau dan Sehun pernah …berciuman?”

Kalian tau, jika Sehun mendengar ini, maka tamat lah riwayat kalian semua. Itu terlalu frontal. Tetapi Luhan menatap Baekhyun sesaat lalu mengangguk pasti.

“tentu saja pernah!”

“Woahh~ lalu berapa  kali kalian berciuman dalam sehari?”

Luhan menghitung dengan jarinya sesekali menatap langit-langit kelas, berpikir. “entahlah. Aku tidak terlalu ingat. Sehun selalu mencium ku setiap kali kami bertemu.”

Woahh kembali terdengar. Lebih keras dari woahh yang pertama.

“di bibir?”

“heum~ di bibir.” Jawab Luhan malu-malu.

“lalu apakah Sehun pernah mencium lehermu?”

“Eh? Sehun juga sering melakukannya. Bagaimana kalian bisa tau?”

Mereka saling melempar pandangan satu sama lain.

“apakah ada kissmark juga?”

kissmark? Apa itu??”

kissmark itu sebuah tanda. Biasanya di lakukan di leher. Warnanya merah keungguan..” jelas Baekhyun.

Butuh beberapa detik dan Luhan berguman mengerti. “apakah seperti ini yang kalian maksud?” Ia menarik dasinya lalu membuka sedikit kerah pada lehernya itu. Dan woahh kembali terdengar ketika beberapa pasang mata disana menemukan sesuatu yang berwarna merah samar di leher Luhan. Bahkan ada yang memfotonya juga.

“Eh, tapi kenapa kalian menanyakan hal ini?” Luhan merapikan kembali kerah dan dasinya seperti semula. Melayangkan tatapannya pada Jongdae. “bukankah kau ingin bertanya mengenai tugas kita, bukan begitu Jongdae?”

eoh?”

“itu adalah hal yang ingin kami tanyakan padamu Luhan.” Baekhyun menjawab. Ia mendekat pada tubuh Luhan dan berbisik. “ini adalah rahasia. Kau tau rahasia bukan?”

Luhan mengangguk.

“rahasia berarti tidak boleh di ketahui oleh orang lain..” lanjutnya.

“termasuk Sehun?”

“Ya, termasuk Sehun!”

Lagi. Luhan mengangguk paham.

“apa kau mencintai Sehun, Luhan?”

“aku mencintai Sehun.”

“sebesar apa cinta mu padanya?”

“Eh?” Luhan menyergit bingung. “..apa—itu cinta?”

Nyaris kuruman itu terlonjak. “kau tidak tau cinta itu apa? Lalu bagaimana bisa kau menjalin hubungan dengannya??”

Luhan terdiam. Ia tidak mengerti apa yang mereka semua maksudkan. Cinta itu apa?

“apa kau tidak merasakan perasaan apapun padanya?”

Luhan tak menjawab. “aku tidak mengerti apa yang kalian maksudkan? Hanya saja aku ingin selalu disamping Sehunie. Jantungku juga berdetak cepat setiap kali Sehun bilang aku cantik. Kadang aku merasa seperti terbang ketika Sehun menciumku… apakah itu cinta?”

Semuanya terdiam.

“jika aku tidak bertemu Sehun sehari saja, aku merasa ada sesuatu yang kurang. Rasanya tidak nyaman sama sekali.” Luhan menggeleng imut.

“jadi… apakah kalian sudah pernah melakukannya?” Jongdae memecah keheningan.

“melakukan apa?”

“melakukan sesuatu yang dilakukan oleh sepasang kekasih. Itu seperti kau di bawah dan Sehun berada di atasmu dan kalian—“

“kau terlalu berbelit-belit Jongdae!” Baekhyun memotong.

“apakah kalian pernah melakukan s—“

Sebuah deheman terdengar dari arah pintu. Semuanya menoleh dan mendapati Sehun yang berdiri santai pada kosen pintu. Semuanya tercekat kecuali Luhan. ia bangkit dengan cepat dan menuju kearah Sehun dengan sebuah senyum manis pada bibirnya.

Tatapan tajam dan dingin milik Sehun seolah membekukan kuruman itu kaku tak bergerak. Luhan menatap bingung dan menarik-narik lengan Sehun pelan. Membuat pandangan laki-laki itu beralih padanya. Sehun tersenyum kecil dan kembali menatap Jongdae dan kawan-kawan yang masih pada posisi mereka.

“bukankah aku sudah memperingati kalian untuk tak menanyainya yang macam-macam?” Suara Sehun terdengar. Berat. Menyambut gendang telinga mereka semua dalam keterpakuan.

“Sehunie…” sapaan Luhan menyadarkan Sehun dan mereka pergi meninggalkan kelas Luhan.

***

Luhan terdiam di sepanjang lorong. Ia memikirkan sesuatu mengenai… apa itu cinta dalam pikirannya. Genggaman jemari Sehun yang terkait pada jemarinya sesekali ia genggam lebih kuat ketika otaknya masih tak mampu menemukan apa yang di maksud dengan cinta.

Sehun menyadarinya. Ia menatap Luhan yang berjalan di sampingnya sesekali. Luhan menghentikan langkah dan Sehun mengikutinya juga. Berdiri berhadapan di lorong sekolah yang sepi.

“Sehun, cinta itu seperti apa bagimu?”

“Cinta adalah perasaan yang kurasakan padamu.” Jawab Sehun.

Luhan  terlihat tak puas. “seperti apa perasaan yang kau rasakan?”

Sehun tersenyum. “perasaan yang kurasakan adalah yang kau rasakan juga.”

“yang ku rasakan? Apakah seperti jantungmu serasa meledak ketika kita saling bersentuhan?  Apakah kau merasa hangat pada wajahmu setiap kali kita saling menatap seperti ini? Atau serasa ada kupu-kupu yang terbang di perutmu. Aku selalu merasakan hal itu. Apa kau merasakan hal itu juga Sehun?” Luhan menatapnya polos.

Sehun tersenyum. “Ya. Aku juga merasakannya Luhan. Bahkan lebih dari itu.” Sehun mendekatkan wajahnya pada wajah kekasihnya itu. Memandangnya seduktif dan Luhan kembali memunculkan rona merah muda di kedua belah pipinya yang putih.

“kita tidak perlu kalimat untuk mendefinisikan apa itu Cinta. Cinta adalah kita. Cinta adalah kau dan aku. Sehun dan Luhan. Cinta adalah perasaan yang tengah kita rasakan kini. Apa kau mengeri, sayang?”

Luhan menganggukkan kepalanya perlahan. Matanya dan Sehun masih bertautan dan Luhan tak mampu melepaskan kontak mata itu. Tangan Sehun meraih jemarinya lalu ia bawa pada dadanya di sebelah kiri. “kau merasakannya?” Tanya Sehun.

Luhan mengangguk. Sebuah detekan cepat dari jantung Sehun terasa di telapak tangannya. Luhan tersenyum.

Kini ia tau cinta itu apa dan seperti apa. Kini ia berganti membawa jemari Sehun pada dada kirinya. Dan Sehun pun sama merasakannya. Detakan jantung yang saling berpacu cepat namun terasa lembut.

Sehun membelai pipi Luhan dan ia mendekatkan wajahnya disana. Mempertemukan kedua bibir itu dalam sebuah ciuman yang mereka sebut cinta. Pergerakan lembut dan Luhan menutup matanya perlahan. Menyambut sapuan lembut itu dan ia terlena. Serasa berada di awan-awan dan semua terasa lebih ringan dan menyenangkan.

Ia menggenggam kerah seragam milik Sehun dan melengguh dalam ciuman keduanya.  Tangan Luhan berpindah pada pundak Sehun dan bermain di belakang daun telinga laki-laki itu.

Detakan jantung keduanya terdengar saling bersahutan. Sekali lagi Sehun menekan dalam bibir Luhan sebelum melepas tautan keduanya.

Mata Luhan terbuka dan bertemu pandang dengan Sehun langsung. Hanya butuh beberapa detik untuk menstabilkan deru nafas,  dan Sehun kembali mempertemukan bibir itu kembali. Kali ini lebih dalam dan ia merengkuh pinggang Luhan dengan mesra. Tak peduli apakah ada yang melihat dan bahkan mengambil gambar keduanya..

Mungkin Sehun adalah manusia es seperti yang teman-teman sekolahnya katakan. Tapi Sehun adalah sosok yang berbeda ketika ia berhadapan dengan kekasihnya Luhan. Sehun adalah pribadi yang hangat. Menyentuh Luhan dengan penuh perasaan.

Mungkin Luhan memang polos bahkan terlalu polos. Tapi ia tau dan mengerti satu hal. Jika ia sangat-sangat mencintai kekasihnya Sehun. Luhan tak harus berpura-pura bahwa ia tau semuanya, berlagak sok mengerti dan sok dewasa. Sehun tak menyukai hal itu. Sehun jatuh cinta padanya karena Luhan adalah Luhan dan bukan orang lain..

{ 3 komentar... read them below or Comment }

  1. wahh.. luhan polos sekalehhh >< tapi klo masalah ciuman agresif juga ya :v daebakk thor ^^

    ReplyDelete
  2. keren nih... hahah... ������

    ReplyDelete
  3. keren nih... hahah... ������

    ReplyDelete

- Copyright © EXO AREA -