Popular Post

Posted by : Oh Sehun Saturday, April 26



A Lesson || EarthTeleport || Kyungsoo, Jongin

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjE70ydIrsFUEkgtwMJ1kADtHJ5gm3jWl57v_rgpm_e6Cs5Qg_ZURROxbvz-gUl6Fosr2_K1-fjAaTF6bmxSTtoeu4IC7HZcv7INPGqP8CLu-I5ELfqMbJUlZovu4HnemMo-DMUCuQVsjU9/s1600/KaiSoo_Yeongdeungpo_Fansign.jpg


 *****
Happy Reading, All~ ^^

 *****


Memutuskan hubungan dengan seseorang yang paling kita cintai itu memang sulit. Sangat sulit. Sama seperti Kyungsoo, ia merasa sangat sulit ketika ia harus mengambil keputusan. Antara mempertahankan Jongin atau memutuskan hubungannya dengan Jongin.

Hubungan mereka baru berjalan lima bulan, terhitung dari Jongin menerima pernyataan cinta Kyungsoo. See? Yang menyatakan cinta bukanlah
Jongin, melainkan Kyungsoo. Yang artinya, Kyungsoo-lah yang mencintai Jongin.

Entah sebaliknya~

Mempertahankan hubungannya juga percuma, jika pada akhirnya Kyungsoo-lah yang merasa kesakitan. 

Sendirian. Di bohongi, di khianati. Kapan Kyungsoo kencan dengan Jongin? Jawabannya adalah tidak pernah.

Walaupun Jongin sangat baik pada Kyungsoo, tapi tetap saja jika di dalamnya tidak ada perasaan cinta sama sekali. Setiap hari, Jongin akan berjalan bersama seorang gadis ke dalam sebuah restoran mewah. Dan setelahnya, Jongin akan merangkai satu kebohongan untuk Kyungsoo. Menutupi semuanya dengan baik.

Tapi…

Jangan pernah berpikir Kyungsoo tidak tau apapun. Kyungsoo memang mempunyai dua mata yang tidak selalu melihat apa yang Jongin lakukan, Kyungsoo mempunyai dua tangan yang tidak selalu menyentuh Jongin, dan Kyungsoo mempunyai dua kaki yang tak selalu berjalan bersama dengan Jongin.

Namun, Kyungsoo mempunyai hati, yang bisa merasakan bahwa Jongin tidak pernah bersamanya, bahwa Jongin tidak pernah mencintainya, dan Jongin tidak pernah menganggap Kyungsoo sebagai orang yang ter-special dalam kehidupannya.

Sia-sia?

Tentu saja. Dan Kyungsoo tidak ingin merepotkan Jongin dengan perasaan seperti itu. Sudah cukup ia merasa sakit hati selama lima bulan ini.


To : Kim Jongin
‘Jongin-ah, aku minta maaf karena sudah membuatmu repot selama lima bulan ini. Mulai sekarang, kau bisa bebas untuk berjalan dengan wanita yang kau cintai. Karena… Aku akan mengakhiri hubungan kita. Terimakasih…’

SEND


Akhirnya, Kyungsoo bisa tersenyum lega setelahnya.

 
***


Tok tok tok tok―

Hyung! Kyungsoo
 hyung! Buka pintunya, hyung! Aku ingin bicara!”

Bunyi ketukan keras itu berasal dari pintu rumah Kyungsoo. Dan sang pelaku yang meneriakkan namanya adalah Jongin. Setelah menerima pesan yang menyatakan kalau Kyungsoo ingin mengakhiri hubungannya, Jongin segera melajukan mobilnya kemari. Ingin menjelaskan semuanya, dan mungkin memperbaikinya? Entahlah.

Tok tok tok tok tok―

Jongin masih mengetuknya dengan tidak sabaran. Jongin tau kalau Kyungsoo ada di rumahnya, jadi dia akan terus mengetuk pintu rumah sampai Kyungsoo keluar dari sana.

Klek―

“Hai, Jongin-ah…” Kyungsoo tersenyum setelah pintunya ia buka dari dalam. Lembut menyapa Jongin. “Ada apa datang kemari? Adakah barangmu yang tertinggal disini?”

Gep!

Tanpa menunggu Kyungsoo bicara lebih lanjut, Jongin memeluk tubuh yang lebih mungil darinya itu. Memeluknya erat dan erat. “Hyung, kenapa kau memberiku pesan seperti itu? Kau hanya bercanda, kan? Kau tidak benar-benar ingin mengakhirinya, kan?”

Kyungsoo menghela nafas. “Jadi, inikah alasanmu datang kemari?”

Jongin mengangguk kecil dengan tangan yang masih memeluk Kyungsoo kuat. Kyungsoo melepaskan pelukan Jongin padanya, menatap pria itu dengan seulas senyum menyakitkan. “Ikut aku.” Tangan Kyungsoo membimbing Jongin untuk masuk ke dalam rumahnya, menuju ruang tengah.

Jongin sendiri bingung kenapa Kyungsoo membawanya kemari. Tapi, Jongin hanya ingin mengungkapkan bagaimana perasaannya saat ini. “Hyung, aku minta maaf untuk semua perlakukanku yang salah padamu. Tapi aku mohon, hyung… Jangan begini, jangan mengakhirinya. Kembali, hyung…” Lirih Jongin.

Kyungsoo tak menjawab. Ia menyerahkan sebuah kertas kosong pada Jongin. “Ambillah…” Ucapnya. Membuat Jongin bingung sambil menerima satu lembar kertas itu dari Kyungsoo. “Sekarang, remas kertas itu dengan tanganmu…” Kyungsoo memerintah lembut.

Dan entah kenapa, Jongin menurutinya. Jongin meremas kertas putih itu dengan tangannya. Sehingga membentuk bola kertas. Ia menatap Kyungsoo bingung.

“Sekarang, buka kembali kertas yang sudah kau remas.” Jongin menurut, ia membuka kembali remasan kertas itu, sehingga sudah tidak berbentuk bola kertas lagi. “Apakah kusut?” Kyungsoo bertanya.

“Ya…” Jongin mengangguk kecil.

“Lalu, katakan maaf pada kertas itu.”

“Maaf―” Seketika, mata Jongin membulat. Ia terkejut, dengan fakta yang baru saja ia dapatkan. Matanya menatap Kyungsoo sendu. Mengerti dengan apa yang di maksudkan Kyungsoo dengan menyuruhnya meremas kertas. “―hyung.”

Kyungsoo lagi-lagi tersenyum halus. Ia meraih kertas dari tangan Jongin dan menyimpannya di meja. Menarik lembut tangan Jongin dan kali ini ia membawanya ke dapur.

Kyungsoo mengambil sebuah piring yang terbuat dari kaca dan menyerahkannya pada Jongin. “Sekarang, aku ingin kau hempaskan piring itu ke lantai.”

Jongin mengangguk. Ia mengambil piring dari tangan Kyungsoo dan menghempaskannya ke lantai. Sehingga bunyi
 praaanng terdengar memekakan telinga mereka berdua. “Sudah.” Ucapnya pelan.

“Apakah piring itu pecah?”

“Iya…” Jongin menunduk, memperhatikan pecahan piring kaca itu di dekat kakinya.

“Katakan maaf pada piring itu…”

“Maaf―” Lagi-lagi, Jongin tercekat setelahnya. Ia menegakkan kepala, menatap Kyungsoo dengan tidak percaya.
 

Sekarang, ia kembali mengerti dengan apa yang Kyungsoo maksudkan.

“Apakah piring itu utuh kembali?”

“…” Jongin diam, tidak mampu menjawab.

Kyungsoo tertawa halus. “Dengarkan aku, Jongin. Kepercayaanku padamu sama seperti kertas yang sudah kau  remas tadi. Ketika kau meremasnya dengan kuat, kertas itu tidak akan kembali seperti semula. Sama seperti kepercayaan yang aku berikan padamu…”

Jongin kembali menunduk.

“Dan hatiku, sama seperti piring yang kau hempaskan ke lantai. Setelah pecah, seberapa banyak pun kau mengucapkan maaf, semuanya tidak akan bisa kembali utuh.” Lanjut Kyungsoo, mencoba menahan tangisnya yang mungkin akan meledak kapan saja.

“Tapi, hyung―aku tidak ingin hubungan kita berakhir.”

“Kau tidak perlu berpikir seperti itu, Jongin-ah. Ambillah pelajaran yang aku berikan barusan untukmu ke depannya. Jangan pernah menyia-nyiakan orang yang mencintaimu, atau kau tidak akan pernah mendapatkannya kembali.”

Hyung―”

“Maafkan aku. Tapi terkadang, ketika seseorang berhenti peduli bukan karena ia sudah tak peduli lagi. Tapi… Karena ia sadar bahwa kepeduliannya tidak dihargai…” Kyungsoo tersenyum. Membawa tangannya untuk menyentuh wajah Jongin. “Aku menyayangimu, Jongin-ah… Pulanglah, dan minta maaf pada semua orang yang sudah kau permainkan.”

Jongin tertegun dengan apa yang Kyungsoo lakukan. Kyungsoo yang selalu ia abaikan, Kyungsoo yang tak pernah ia dengarkan, Kyungsoo yang selalu berusaha untuknya… Kini Jongin tau, kalau hatinya memilih Kyungsoo. Tapi, semuanya terlambat. Ketika Kyungsoo mengakhiri hubungannya, Jongin baru menyadari kalau Kyungsoo sangatlah berharga dalam hidupnya.

Hyung, jangan―”

 “Cinta datang bukanlah karena biasa, tapi cinta datang karena kita merasa nyaman dan bahagia, bukan tersiksa.” Kyungsoo mengukir senyuman terbaiknya. Berusaha, agar tak menangis setelahnya. “Kau tak pernah mencintaiku, Jongin. Selama ini, aku tersiksa dengan hubungan kita. Bukan hanya aku, tapi juga dirimu. Sekarang, semuanya―”

Jongin menunduk. Meremas jemarinya kuat-kuat. Tidak ingin mendengar kelanjutannya. Tapi sayang, ia mendengarnya.

“―sudah berakhir.”


*****

FIN

{ 2 komentar... read them below or Comment }

  1. sequel? tunggu aja ya, sekalian liat ffku yg lain dulu saja h3h3.
    kalau senggang gue sempetin bikin deeh

    ReplyDelete
  2. Author, please sequel.

    I want to read Kai suffered bc his own act. I wanna read Kai crying over Kyungsoo. Please continue this. It's good btw.

    ReplyDelete

- Copyright © EXO AREA -