- Back to Home »
- EXO , FanFiction , HunHan , osh , xlh »
- [FF] Reaction // HunHan
Posted by : Oh Sehun
Thursday, June 12
Reaction // Brida // HunHan // Fluff // Drabble
PLUKK
Suara buku yang terbentur dengan meja
terdengar keras. Mengangetkan Juhan seketika. Ia menatap Sehee aneh. Gadis itu
terlihat kesal dari raut wajahnya.
“Kita butuh sesuatu yang baru Juhan! Sesuatu
yang lebih menggoda—arrgghhhh~” Sehee menggeram.
“Apakah YunJae tidak mengoda?”
“Aku ingin wajah yang baru.”
“Ok. Wajah yang baru—”
“Kupikir Luhan tidak buruk.” Sehee setengah
bergumam
“Luhan?”
“Ya. Luhan. apakah dia normal?”
“eoh? Aku pernah melihat dia berkencan dengan
wanita beberapa kali.”
“Aishh~”
“Kenapa?”
Sehee memberi kode agar Juhan lebih mendekat
ke arahnya.
“APA?!!”
***
Jam dua atau tiga—entahlah. Yang pasti saat
itu Luhan tengah melangkahkan kakinya dengan santai menelusuri lorong sekolah
yang sepi.
“eoh? Sehee nuna?” ia setengah bergumam.
Seseorang berjalan mendekati posisinya, Luhan
dengan reflek langsung membenahi kemejanya dan rambut juga. Gadis bernama Sehee
itu semakin dekat dengannya.
“Hai Luhan.” ia menyapa ramah.
“H-hai Sehee nuna. Kau akan kemana?” balas
Luhan, gugup. Tentu gugup ketika seseorang yang kau sukai berdiri tepat di
hadapanmu, tersenyum begitu manis—untukmu!
“Aku harus ke ruang music sebentar. Kau tak
keberatan untuk menemaniku bukan?”
“Tentu. Tentu nuna. Aku tidak keberatan sama
sekali.”
Sehee melanjutkan langkah dan Luhan
mengikutinya. Menyamai langkah gadis itu dengan perasaan dag-dig-dug.
“Kau sekarang berkencan dengan siapa Luhan?”
“Aku? Aa~ sekarang tidak.. aku
menunggu—seseorang. hehe.”
“Oh.” Sehee bergumam.
Keduanya sampai di ruang music. Suara gerap
kaki menggema di dalam ruangan ketika keduanya memasukinya. Meski bingung,
namun Luhan tak menanyakan apapun. Ia memandangi Sehee yang kini duduk di atas
meja yang ada disana. Sedikit menyikap roknya—membuat perasaan Luhan semakin
tak karuan.
“Err… sebenarnya ada yang ingin ku berikan
untukmu Luhan.” Ujarnya pelan.
“A-apa?” Efek penyikapan
rok tersebut masih mempengaruhi perasaannya ternyata.
Sehee melemparkan sebuah buku untuknya. Luhan
menyambut itu dengan sigap. Matanya menatap bingung pada cover buku tersebut.
Tanpa judul. Tanpa ilustrasi yang tertera jelas.
“Apa ini nuna?”
Sehee turun dari meja.
“Aku ingin kau membacanya Luhan. Setelah itu
jelaskan padaku isinya. Kau mau bukan?”
Luhan tak berpikir apa-apa lagi. Ia
mengangguk dengan cepat.
“Tentu. Tentu nuna.”
***
Luhan masih memandang buku itu sedari tadi.
Mencoba menerka-nerka apa isi buku tersebut. Jemarinya mulai membuka halaman
apa-apa.
Aman.
Lalu halaman kedua.
.
.
.
Desiran angin musim panas menggelitik
permukaan wajahnya dengan lembut. Laki-laki itu merentangkan kedua tangannya,
mencoba menangkap angin lebih banyak dalam pelukannya.
“Apa yang sedang kau lakukan?” sebuah suara
mengagetkannya. Ia menoleh cepat. Menemukan seorang laki-laki lain yang berdiri
tepat di belakangnya.
“Tidak ada.” Ia menjawab singkat.
Laki-laki itu berjalan mendekatinya. Menarik
lengan kirinya, membuat laki-laki itu sontak masuk ke dalam pelukannya. Mata
keduanya bertemu.
“Jangan kabur lagi dariku. Kau milikku.”
Ucapnya.
Lalu ia membungkam bibir laki-laki tersebut.
Sangat dalam. Menghasil suara decakan beradu antara benda lunak keduanya.
.
.
.
Luhan pucat pasi. Matanya membesar dan keringat
dingin tiba-tiba keluar dari pelipisnya.
“Buku apa ini??!” teriaknya. Ia mempelototi
buku itu besar-besar.
“Dasar buku gila! Aku tak mau membacanya—“
Suara Sehee tiba-tiba saja memenuhi
kepalanya.
“Kau mau membacakannya untukku bukan?”
Luhan menggelengkan kepalanya berkali-kali.
Ia menarik nafas sebelum membuka halaman berikutnya.
.
.
.
Ruangan luas itu hanya di terangi oleh sebuah
lampu kecil di antara keduanya. Seorang laki-laki duduk dengan tenang, memegang
segelas gelas wine dengan pandangan lurus pada laki-laki lain yang duduk tak
berdaya di depannya.
Laki-laki yang kedua tangannya terikat juga
kakinya yang diikat pada kedua sisi yang berlawanan, memperlihatkan dengan
jelas sesuatu dari selangkangannya.
“Wow~ bunga itu sangat indah—“
.
.
.
“CUKUP SUDAH AKU TAK MAU MEMBACANYA LAGI!!!”
luhan membanting buku itu dengan keras pada lantai lalu ia masuk ke dalam
selimutnya dengan tubuh yang bergetar hebat.
“Tidak tidak tidak! aku normal aku
normaaall~” ia merapalkan kalimat itu berulang-ulang, hingga akhirnya jatuh
tertidur.
***
“Aku tidak tau apa yang dipikirkan kakakmu
itu?” sungut Luhan. Ia memeluk kedua kakinya rapat. Menyembunyikan wajahnya
yang kacau. Kacau karena terus saja bayangan-bayangan isi buku itu
menghantuinya.
Sehun tersenyum kecut.
“Sudah ku katakan dia mamang sedikit gila.”
“Mana ku tau jika dia ternyata maniak sex!”
Sehun menatap Luhan seketika. “Bukan maniak
sex!” kata Sehun tak suka.
“Tapi gay. Sehee suka apapun yang berbau gay,
kakakmu Juhan juga.”
Belum sempat Luhan menyerukan aksi
terkejutnya, Sehun dengan cepat menarik kerah seragam Luhan hingga laki-laki
itu berdiri di hadapannya.
“Dan akupun—“
Sehun dengan cepat menempelkan bibirnya pada
Luhan. menyesapnya dengan kuat dan Luhan memberontak. Ia mendorong dada Sehun
dengan keras hingga ia terjungkal ke belakang.
“Apa yang kau lakukan?!!” Luhan berteriak
marah.
Ia mengusap bibirnya dengan kasar. Sehun
kembali tertawa kecut. Lalu tanpa mengatakan apapun lagi, ia langsung menerjang
Luhan. menindih laki-laki mungil itu di bawahnya.
“HYA YYYYAAA~ YA! APA YANG umpppphhhh~ eung~
AKH. YA!!”
“HEN ahhh~ haa TIKAN~”
***
“Aku akan segera membuat website perkumpulan
fan. HunHan itu bagus OH~ lihat.”
“AA~ bahkan mereka lebih hot daripada movie
sex pistol!”
“Aku gila~ cepat ambil gambar keduanya~”
“Apakah mereka akan memasukkannya sekarang?
Oh OH~ kurasa YA!”
***