- Back to Home »
- EXO , FanFiction , HunHan , osh , xlh »
- [FF] Can You Look At Me Again? // HunHan
Posted by : Oh Sehun
Thursday, June 12
Tittle :
CAN YOU LOOK AT ME AGAIN?
Author :
Icha Kyunghae
Leght :
Oneshoot
Cast :
Oh Sehun, Xi Luhan, Kim Jong In
Genre :
YAOI, Sad, Romance[?],
Rating :
PG-?
SEHUN POV
Lagi-lagi langkah kakiku membawaku ke tempat
ini. Tempat di mana biasanya aku bertemu dengannya. Bertemu dengan namja cantik
itu. Bidadari yang tersesat di dunia yang semu ini. Luhan, hanya dengan
menyebutkan namanya saja sudah berhasil membuat dadaku bergetar. Dia, namja
cantik yang aku cintai sejak satu tahun yang lalu. Aku jatuh cinta padanya pada
pandangan pertama. Saat itu, dia mengobati luka memar di wajahku saat aku
berkelahi dengan beberapa sunbae-ku. Dia, sosok yang begitu hangat, penuh kasih
sayang.
Tanpa sadar aku melengkungkan kedua ujung
bibirku saat mataku menangkap sosoknya yang sedang memeriksa seorang bocah
kecil.
“Baekhyunnie, buka mulutmu!”
Samar-samar pendengaranku menangkap suara
lembutnya. Ia begitu hangat, jadi tak heran bocah bernama Baekhyun itu menuruti
perintahnya.
Dia, adalah seorang dokter. Dan tak perlu di
ragukan lagi. Dengan sifat ke’ibuan yang ia miliki, ia dapat dengan mudahnya
menangani pasien-pasiennya yang kebanyakan adalah bocah-bocah kecil. Ya, dia
memang dokter spesialis anak. Mungkin hanya aku yang masih mendatanginya saat
terluka. Bukan karna aku masih anak-anak! Tentu bukan itu alasannya. Alasannya
adalah, aku ingin melihat wajahnya setiap hari. Seperti saat ini, aku bahkan
menggenggam pecahan kaca yang tak sengaja ku temukan saat datang kemari. Bodoh
bukan? Tapi aku tak perduli, yang terpenting bagiku adalah bisa bertemu
dengannya.
“Eh? Sehunnie?
Suaranya yang lembut menyapa indera
pendengaranku. Membuat hatiku merasa hangat.
“Sehunnie, kenapa ka- OMO!” ku dengar ia
memekik keras.
Membangunkanku dari dunia fantasy yang sempat
aku buat. Dapat ku rasakan tangannya yang halus menyentuh tanganku dengan
perlahan.
“Sakit’kah?” tanyanya dengan nada cemas. Aku
hanya tersenyum menanggapi pertanyaannya.
“Ck, kau ini. Jja! lukamu harus segera di
obati agar tidak infeksi,” katanya sambil menarik tangan kiriku-yang tidak
terluka. Ia membawaku memasuki ruang kerjanya. Tempat di mana biasanya ia
mengobati lukaku. Biasanya? Ya. Tentu saja ini bukan pertama kalinya aku
melukai diriku sendiri seperti ini.
“Apa sakit?” tanyanya cemas. Tangannya yang
halus menyentuh permukaan lukaku dengan kapas yang sudah ia basahi dengan obat
merah.
“Uwmm,” aku hanya bergumam lirih.
Rasanya sangat menyenangkan saat ia merawatku
seperti ini. Melihat wajahnya yang terlihat begitu was-was saat mengobatiku,
membuat aliran darahku seakan berhenti. Rasanya seperti ada aliran listrik yang
menjalar di tubuhku saat ia meniup-niup luka di tanganku dengan telaten.
“Apa lagi yang kau lakukan eoh? Kenapa bisa
terluka seperti ini?” tanyanya sambil membereskan alat-alat yang ia gunakan
untuk membersihkan lukaku tadi.
“Aku tidak sengaja menjatuhkan gelas saat aku
minum tadi,” dustaku.
Ya, tentu saja aku berdusta. Aku tidak
mungkun mengatakan yang sebenarnya’kan? Tidak mungkin aku mengatakan bahwa aku
sangaja melukai diriku sendiri agar dia mau mengobati lukaku.
“Kau ini, kenapa ceroboh sekali?” katanya
sambil menatapku cemas.
Tatapan itu, tatapan yang membuatku bertahan.
Tetap mengejarnya walaupun ia sudah memiliki seorang kekasih. Tatapan matanya
itu, seolah mengatakan kalau dia begitu perduli padaku. Tatapan mata yang
menyihirku. Tatapan mata yang berhasil membuatku tersesat dalam lembah bernama
cinta ini.
“Hunnie, neo gwenchana?” tanyanya sambil
menyentuh permukaan keningku menggunakan punggung tangannya.
Aku memejamkan mataku. Merasakan betapa hangatnya sentuhan tangannya yang begitu lembut.
“Neo gwenchana hmm?” tanyanya lagi.
“Hmmm,” lirihku.
“Kau seharusnya tidak seceroboh ini Hunnie.
Kau ini kan bukan anak kecil lagi,” katanya sambil mengusak rambutku.
Membuat perutku sarasa di penuhi oleh ribuan
kupu-kupu yang berterbangan.
“Luhannie,,,”
Deg! Dadaku terasa sesak. Suara itu, suara
milik namja itu. Namja yang berhasil mengambil perhatian Luhannie-ku. Namja
yang meng-klaim Luhannie-ku sebagai kekasihnya.
“Eoh? Jonginnie?”
Aku tersenyum kecut melihat pemandangan di
hadapanku ini. Ingin rasanya aku memukul wajah namja kurang ajar yang tengah
memeluk Luhannie-ku.
“Apa kau sudah selesai? Ayo kita pulang,”
Cih, namja itu benar-banar menyebalkan.
“Eh? Kau lagi? Bukankah kau yang kemarin?”
kurasa namja kurang ajar ini sadang bicara padaku.
Aku menatapnya sebentar, kemudian kembali
membuang muka.
“Ne, aku sudah selesai Jonginnie,”
Kenapa? Kenapa suara itu terdengar begitu
lembut? Kenapa suaranya terdengar lebih lembut ketimbang saat bicara padaku?
Apa itu berarti sudah tidak ada kesempatan bagiku untuk mendapatkan Luhannie?
“Sehunnie, Yak! Oh Sehun!”
Aku mengangkat kepalaku, menatapnya yang
sedang melipat kedua tangannya di dada sambil mendengus sebal. Apa aku
mengabaikannya?
“Ne? waeyo?” tanyaku.
“Kau tidak pulang? Ini sudah malam,” kata
namja menyebalkan itu.
Ku lihat Luhan menganggukkan kepalanya
menyetujui ucapan namja menyebalkan itu.
“Aku akan pulang,” Ku langkahkan kakiku
keluar dari ruangannya.
“Sehunnie..”
Ku hentikan langkahku dan ku tolehkan
kepalaku menghadapnya.
“Di luar hujan, sebaiknya Hunnie pulang
bersama kami saja ne?”
Ku lirik namja menyebalkan itu sekilas. Ia
tersenyum pada Luhannie-ku.
“Tidak perlu, aku bisa pulang sendiri,”
kataku.
“Tapi di luar sedang hujan,” Ku lihat wajah
khawatirnya.
“Aku tidak apa-apa,” kataku.
“Umm, baiklah, kau harus hati-hati Sehunnie,”
katanya sambil menghampiriku kemudian mengacak rambutku. Aku mengangguk
mengerti.
“Kalau begitu kami pulang dulu ne,” pamitnya.
Aku kembali mengangguk.
Ku lihat ia memeluk lengan namja itu dengan
erat. Aku terus memperhatikan mereka. Tak memperdulikan rasa sakit yang kini
memenuhi hatiku.
Rasanya sakit sekali, seperti di tusuk dengan
ribuan pedang yang tajam. Apa ini yang dia rasakan dulu? Apa ini yang ia
rasakan saat melihatku bersama mantan yeojachinguku itu. Apa ini yang kau
rasakan Luhannie? Inikah yang kau rasakan? Inikah alasanmu melupakanku? Inikah
alasannya? Kenapa kau memilih untuk meninggalkanku dan mengubur ingatanmu
tentang diriku ? Inikah alasannya?
Aku tidak tau kalau akan sesakit ini. Kalau
saja aku tau, aku tidak akan membiarkanmu pergi untuk mengubur ingatanmu
tentang diriku. Seharusnya yang saat ini kau peluk dengan manja itu aku! Bukan
namja kurang ajar itu!
Kenapa kau tidak mau bersabar Luhannie?
Kenapa kau lebih memilih pergi? Padahal kalau kau menunggu sebentar lagi.
Sekarang pasti kita bisa bersama-sama. Dengan ikatan yang lebih dari ini.
Kenapa kau tidak mau menungguku sampai aku menyadari perasaanku? Kenapa?
Perlahan ku rasakan cairan hangat keluar dari
pelupuk mataku.
Luhannie! Kau lihat? Aku menangis! Tidak
bisakah kau melihatku? Aku menangis! Aku menangis karna menyesal. Bisakah kau
kembali mengingatku? Bisakah kau kembali mengingatku sebagai orang yang kau
cintai? Bisakah kita kembali kemasa di mana kita terus bersama? Bisakah kau
memaafkan kabodohanku yang menyia-nyiakan cintamu yang tulus hanya karna yeoja
sialan itu? Bisakah kau kembali padaku Luhannie? Bisakah?
Aku tau aku terlalu egois. Tapi bisakah aku
kembali memilikimu? Bisakah kau kembali menjadi Luhannie-ku yang dulu? Luhannie
yang selalu mengejarku. Luhannie yang selalu mengusik ketenanganku. Bisakah
seperti itu?
Kau tau, aku menyesal. Sangat menyesal karna
tidak mempercayaimu. Aku menyesal karna lebih mempercayai yeoja sialan itu. Aku
menyesal. Luhannie, ku mohon, jangan menghukumku lagi. Aku tau hukuman yang kau
berikan ini tak setimpal dengan penderitaan yang kau rasakan karna aku. Ya, aku
baru mengejarmu selama satu tahun. Aku tau ini belum seberapa ketimbang rasa
sakit yang kau rasakan selama bertahun-tahun bersamaku.
Maaf, aku memang bodoh. Tidak seharusnya aku
melukaimu. Tidak seharusnya aku menyia-nyiakan cintamu. Dan, tak seharusnya aku
menyuruhmu pergi untuk melupakanku.
Kau tau, sejak kau pergi, aku begitu
frustasi. Kau tak pernah memberiku kabar. Kau tak pernah lagi menggangguku.
Kau, menepati janjimu. Ya, kau menepatinya.
AUTHOR POV
FLASHBACK ON
“Sehunnie!” pekik namja cantik itu sambil
berlari menghampiri namja tampan yang sedang tidur di atas pembatas balkon atap
itu.
“Sehunnie!” teriak namja cantik itu sambil
mengguncang tubuh namja tampan di hadapannya itu.
Merasa terganggu, akhirnya sang namja tampan
membuka matanya dengan malas.
“Sudah berapa kali ku bilang? Jangan
menggangguku!” Sehun-namja tampan itu membentak Luhan-namja cantik yang ada di
hadapannya.
“S-Sehunnie, aku hanya ingin mengatakan pada
Sehunnie, kalau tadi aku melihat Kristal bersama namja lain, d-dan m-mere-ka,,,
berciuman,” ucap Luhan dengan suara bergetar.
Namja cantik itu bukannya takut pada Sehun
yang telah membentaknya. Tapi namja cantik itu hanya tidak sanggup menatap
wajah Sehun. Ia pikir namja tampan di hadapannya itu akan sedih, karna pacarnya
selingkuh dengan orang lain.
Bukkk! Sehun turun dari tempatnya tidur tadi.
Namja tampan itu menghampiri Luhan yang sedang menundukkan kepalanya. Senyuman
sinis tergambar jelas di wajah tampan Sehun.
Luhan mendongakkan kepalanya saat Sehun
menarik kerah bajunya.
“S-Sehun,” lirihnya takut.
“Sudah berapa kali aku bilang padamu huh?” Sehun
mempererat cengkramannya pada kerah seragam Luhan.
“JANGAN MENCAMPURI URUSANKU! DAN SEBAIKNYA
KAU JANGAN SEMBARANGAN MENUDUH KEKASIHKU!” teriak Sehun marah.
Luhan membulatkan matanya. Bibir rose
pink-nya mampak bergetar.
“S-Sehunnie, aku tidak bohong,” lirih Luhan.
Bukkk! Sehun menghempaskan tubuh mungil Luhan
ke lantai, membuat namja cantik itu meringis kesakitan.
“Kristal..”
Mata Luhan membulat saat melihat sesosok
yeoja cantik tengah berjalan menghampiri Sehun. Yeoja cantk itu menggelayut
manja di lengan Sehun. Dan tanpa Sehun sadari, yeoja itu tersenyum remeh pada
Luhan.
“Oppa..” panggil Kristal dengan suara manja.
Membuat Luhan tersenyum sakit saat
mendengarnya.
“Kau lihat Luhan? Kristal sedang bersamaku!”
kata Sehun sambil menatap marah pada namja cantik yang masih tersungkur itu.
“Luhan oppa, kenapa kau berkata yang
tidak-tidak tentang aku? Kau membenciku?” Tanya Kristal dengan mimic wajah yang
menampakkan kesedihan. Membuat Sehun bertambah geram pada Luhan.
“M-Maaf, mungkin tadi, aku memang salah
lihat. Maafkan aku,”
Luhan bangkit, kemudian beranjak pergi.
Luhan bangkit, kemudian beranjak pergi.
“Tunggu!” sergah Sehun.
Luhan menghentikan langkahnya, kemudian namja
cantik itu menoleh pada Sehun. Sedikit berharap, kalau Sehun akan berubah
pikiran dan memilih untuk mempercayainya yang notabene adalah sahabatnya.
“Mulai sekarang, berhenti menggangguku!
Jangan pernah muncul di hadapanku lagi! Kalau kau bertemu denganku, anggap saja
kita tidak saling kenal. Aku tak ingin orang-orang menjauhiku karna aku
berteman dengan namja tak NORMAL sepertiMU! Aku sudah muak melihat wajahmu. Kau
membuatku jijik! Jadi sebaiknya kau jangan pernah lagi muncul di hadapanku! Dan
sebaiknya, kau membuang ingatanmu tentang diriku!”
Nyutt! Dan harapan Luhan itu hancur
berkeping-keping. Ketika mendengar pernyataan Sehun yang begitu menyakitkan
itu. Luhan meremas dada kirinya yang terasa begitu ngilu. Rasanya begitu perih,
seperti tertimpa oleh bongkahan batu besar yang tajam yang menusuki jantungnya.
Luhan menatap Sehun tak percaya. Hanya karna ia mengatakan apa yang ia lihat,
Sehun langsung mengusirnya dari kehidupannya? Sehun mengusirnya? Mengusir orang
yang tulus mencintainya? Mengusir orang yang sudah bersahabat dengannya selama
bertahun-tahun hanya demi yeoja itu? Sehun menendang Luhan dari kehidupannya
hanya karna yeoja yang baru di pacarinya selama dua bulan itu?
Luhan meremas ujung kemejanya. Namja cantik
itu mendongakkan kepalanya-yang awalnya tertunduk- menghadap Sehun. Namja
cantik itu tersenyum, senyuman manis yang sirat akan begitu banyak luka.
Luhan membungkukkan tubuhnya pada Sehun dan Kristal.
Luhan membungkukkan tubuhnya pada Sehun dan Kristal.
“Maaf, aku memang bukan teman yang baik. Maaf
karna selalu menyusahkan kalian, terutama Sehunnie. Maaf karna aku selalu
membebani Sehunnie. Gomawo, selama ini Sehunnie mau menjadi temanku. Aku
berjanji, aku tidak akan mengganggu Sehunnie lagi. Aku berjanji akan pergi dari
kehidupan Sehunnie. Aku janji akan.. menghapus sosok Sehunnie.. dari
ingatanku,”
Dan pada kalimat terakhir, Luhan menitihkan
air mata yang sejak tadi ia tahan.
Sehun sudah tak mempercayainya, Sehun sudah
tak membutuhkannya lagi. Sehun hanya akan bahagia kalau ia pergi. Sehun
membencinya.
Luhan tersenyum pada Sehun. Namja cantik itu
melambaikan tangannya, kemudian berlalu dari hadapan Sehun yang menatapnya
datar.
FLASHBACK OFF
-o0o-
Buuuk! Sehun terduduk. Kakinya terasa lemas.
Lagi-lagi ingatannya memutar adegan saat ia menyuruh Luhan untuk pergi dari
hidupnya.
Tes..
Tes..
Air mata itu kembali turun membasahi wajah
tampannya.
“Luhan.. maafkan aku,” lirihnya. Suaranya
begitu serak, membuat siapa’pun yang mendengarnya pasti akan merasa iba.
Namja tampan itu mulai mengeluarkan isakan.
Dadanya begitu sesak saat ia mengingat kejahatan yang ia lakukan pada
Luhan-namja cantik yang tampa sadar telah ia cintai.
Sehun meremas dadanya yang terasa begitu
sesak. Tangisnnya memenuhi kolidor tempatnya teruduk saat ini. Ia tak
memperdulikan suara rintihan hujan yang semakin deras. Dan seakan berlomba
dengan suara hujan, Sehun menangis sejadi-jadinya. Menumpahkan segala rasa
bersalah yang selama ini ia pendam. Rasa bersalah karna menyakiti Luhannie-nya.
Luhannie, sosok yang selalu berada di sisinya walaupun ia tak pernah menganggapnya.
Sosok yang selalu tersenyum manis memberinya semangat, padahal ia tau, ia
adalah orang yang selalu menyakitinya. Luhannie, sosok yang mencintainya
walaupun ia tak pernah menghargai cinta yang namja cantik itu berikan.
Luhannie,, Luhannie yang kini hanya menganggapnya sebagai orang asing yang
hanya sekedar lewat dalam kehidupannya.
Sehun merintih sakit, ia memukulkan tangannya
pada dinding yang ada di sampingnya. Mencoba meluapkan rasa sakitnya. Tak
perduli dengan darah segar yang kembali menetes dari tangannya.
“Luhannie, mianhae, saranghae,,” lirihnya.
.
.
.
.
.
FIN