Archive for June 2014
[FF] Luhannie! // HunHan
By : Oh Sehun
Tittle :
Luhannie!
Cast :
Oh Sehun, Xi Luhan, and member EXO
Genre :
Romance *gagal*
Warning : Hey, ini YAOI alias BoysLove, jadi
yang enggak suka tinggal klik close aja ya? daripada marah-marah.. Typo, Abal,
aneh, sangaaaatttt aneh, dannn saya minta maap kalau ada kesamaan atau
kemiripan dengan FF yang kalian pernah baca, jadi kalau ada suatu kemiripan,
itu ketidaksengajaan..
~~~***~~~
Semua member EXO tengah menikmati masa-masa
liburan mereka saat ini, Manager memberitahukan kalau EXO akan bebas dari
jadwal satu minggu ke depan, oh tentu saja ini adalah hari paling bahagia
menurut semua member EXO, mulai hari itu mereka akan bersantai sepuasnya~
“Cukup Luhan-ge, kau makan terlalu banyak,
bagaimana kalau pipimu sama seperti Xiumin-ge?” namja yang berstatus sebagai
umma di EXO-M, Lay. sedang memarahi pemilik aegyo terbagus di EXO-M itu, Luhan.
“Yahh, aku masih lapar, kemarikan makananku
huweeeee TT_TT” Luhan akhirnya menangis, karna merasa tidak tega, akhirnya Lay
kembali memberikan makanan itu kepada Luhan
“Ada apa sih dengan Luhan gege? kenapa selalu
makan akhir-akhir ini??” tanya sang panda -Tao- dengan polosnya
“Mungkin dia sedang dalam pertumbuhan baby
panda, kau tahukan badannya seperti apa” ucap ddhuizang a.k.a Kris sambil
membaca majalah tentang EXO yang di beli dua hari yang lalu, namun sebenarnya
hanya ingin melihat fotonya dan Tao yang sangat berkharisma(?)
“Aku tidak habis pikir, bagaimana bisa
Luhan-ge memakan makanan sebanyak itu dalam sehari? apakah dia tidak makan
selama seminggu? apa si Sehun itu tidak memperhatikan namjachingunya itu?!” Lay
yang baru keluar kamar dari kamar HunHan, kini duduk di sofa, di sebelah
Chanyeol dan Baekhyun yang sedang berdebat entah apa masalahnya..
“Mungkin dia mengisi tenaganya untuk bermain
‘itu’ dengan sehunnie” jawab chanyeol asal, yang segera mendapat deathglare
dari semuanya, chanyeol yang merasa di tatapi hanya bisa memasang wajah tanpa
dosa
“Jangan bicara sembarangan, kau ingin merusak
pikiran polos pandaku ya?!” murka kris sambil meremas majalah yang dia pegang,
karna takut.. chanyeol akhirnya menyerah dengan mengkibarkan bendera putih yang
entah dia dapat dari mana #abaikan
“aku hanya bercanda, lalu kemana Sehun?”
tanya chanyeol lagi
“Sedang berbelanja dengan Suho dan Xiumin
hyung” ucap D.O yang baru selesai masak dari dapur
“Heyyy aku laparr, buatkan aku makanan~~
Lay~~ D.O~~” teriakan Luhan terdengar oleh member lainnya, suasana menjadi
hening, semuanya hanya menatap satu sama lain
“Kurasa dia benar-benar sangat kelaparan”
ucap baekhyun, yang lain hanya mengangguk sebagai tanda ‘kau benar’
“Huftt, baiklah, aku akan membuat makanan
untuk Luhan-ge, kajja kyungsoo” ajak Lay, D.O hanya mengangguk lalu menyusul
Lay yang sudah duluan menuju dapur
“Eh, si Kkamjong itu kemana?” tanya Chen
“Mungkin sedang tidur di kamarnya, entah
maunya apa si hitam itu” ucap kris sambil menutup majalahnya
“YAA! JANGAN MEMANGGILKU KKAMJONG!!” terdengar
teriakkan Kai di dalam kamar, namja berkulit tan itu mendengar ucapan kris
rupanya, kris hanya mengangkat kedua bahunya santai
~~~***~~~
“Kami pulanggg” semua memberpun menoleh ke
arah suara tersebut, terlihat Suho sang leader sedang mencibir pelan karna
membawa barang belanjaan yang cukup banyak tanpa bantuan, Xiumin yang asyik
memakan Bakpau makanan kesukaannya, dan Sehun yang membawa dua kantung
belanjaan dengan senyuman lebar di wajahnya.. Sehun melirik ke arah semua
member, kemana rusa kecilnya? pikir sehun
“Hyungdeul, kalian tahu kemana Luhannie
hyungku?” tanya sehun
“Di dalam kamar” jawab Baekhyun
“Dan dia terus meminta makan seperti orang
yang tidak makan selama seminggu” tambah Chanyeol, “Baekki, ayo kita ke kamar,
aku akan menunjukkan Games terbaru yang aku beli tadi!” ungkap chanyeol sambil
menarik paksa tangan baekhyun
“Yaa! yeollie! nanti aku jatuh bodoh” ucap
baekhyun, lalu pasangan ChanBaek itu masuk ke kamar mereka
Sehun memilih masuk ke kamarnya daripada
mendengar ocehan tak berguna para hyungnya itu -menurut sehun-.
KLEK~
“Luhanniee hyung~~” panggil sehun dengan nada
manja sembari meletakkan kedua kantung belanjaannya di atas meja nakasnya
“Wuahh, Sehun sudah pulang? habis darimana?”
Tanya Luhan dengan makanan yang penuh di mulutnya
“Aishh, kenapa banyak sisa makanan disini??
Aigoo Luhannie hyung, kau yang memakan semua ini??” pekik sehun sambil menaiki
kasur luhan lalu duduk di samping luhan
“Dia yang meminta makanan sebanyak itu
Sehunnie, nah ini makananmu Luhan-ge” Lay masuk lalu menaruh sepiring makanan
untuk Luhan, lalu keluar kamar lagi
“Sehun, jaga hyungmu itu” ucap Lay sebelum
menutup pintu kamar mereka
“Aigo, hyung ada apa denganmu? kenapa makanmu
banyak sekali??? apa kau belum makan dari kemarin?” panik sehun sambil merebut
snack yang luhan pegang
“Ya! Sehunnie menyebalkan! aku mau makan..
kemarikannn..” ucap luhan menarik snack itu paksa dari tangan sehun, namun
sehun tidak mau memberikan snack itu
“Tidak mau! Luhannie hyung harus berhenti
makan, kau sudah makan sebanyak ini hyung! lihat! ada.. satu, dua, tiga…. aish
kau memakan sampai 10 bungkus snack dan dua piring makanan hyung” pekik sehun
frustasi
Luhan terdiam sesaat, bibirnya di poutkan,
matanya mulai memanas dan berkaca-kaca, sebentar lagi rusa kecil itu pasti
menangis..
“Huweeeeeee sehunnie jahat! aku tidak boleh
makan! huweeeeeeee TT_TT” akhirnya Rusa kecil itu pun menangis kencang, Sehun
melebarkan matanya, sejak kapan luhannie jadi begini?
“Y-ya! hyung berhenti menangis..” ucap sehun
menaruh snack di tangannya di sampingnya, lalu mencoba menenangkan
namjachingunya itu
“Huweee sehunnie jahat! aku membenci
sehunnieee, sehunnie tidak mencintaikuu” tangis luhan makin terdengar, namun
justru membuat ekspresi imut, bagaimana bisa orang yang sedang menangis justru
terlihat imut seperti itu? pikir sehun
Sehun meraih kedua tangan luhan, tangan itu
di genggam erat, membuat luhan menghentikan acara tangisannya
“Hyung, dengarkan aku” ucap sehun dengan nada
lembut, Luhan menatap sehun sambil terisak-isak sambil mempoutkan bibirnya
“Aku hanya tidak mau kau menjadi sakit perut,
atau menjadi gendut karna terlalu banyak makan, memangnya hyung mau mempunyai
pipi seperti xiumin hyung? kurasa itu tidak cocok untukmu, Xiumin memang cocok
dengan wajah seperti itu, kalau hyung? kau lebih cocok dengan wajah imut
seperti ini hyung” jelas sehun panjang lebar sambil mengusap air mata di pipi
luhan dengan ibu jarinya
“Huweeeee sehunnie menyukai Xiumin-gege,
sehunnie tidak menyukaikuuuu” luhan menepis tangan sehun lalu menangis lagi
“eeh? aniyo hyungg.. aku ini sangat mencintai
hyung, aku hanya ingin melakukan yang terbaik untuk hyung, dengarkan dan tatap
aku hyung, aku.. Oh Sehun mencintai seorang Xi Luhan, dan tidak akan ada yang
memisahkan kita berdua.. Oh Sehun hanya mencintai Luhan, dan begitu pula
sebaliknya.. hyung mengerti?” ucap sehun
Luhan menatap mata sehun, mencari suatu
kebohongan disana, namun luhan tidak menemukan kebohongan apapun disana..
“Huwaaaa aku mencintai Sehunnieee, jeongmal
saranghae sehunnieeee” ucap luhan sambil memeluk sehun erat, Sehun hanya
tersenyum melihat kelakuan hyung sekaligus Namjachingunya itu
“Nado saranghae luhannie hyung” ucap sehun
sambil melepaskan pelukan Luhan, lalu menatap Luhan serius
“W-wae? kenapa menatapku seperti itu??” tanya
luhan mempoutkan bibirnya imut
CHU~
Luhan terbelalak kaget saat Sehun mencium
tepat di bibirnya, tidak ada nafsu, hanya menyalurkan rasa cinta dan sayang
Sehun ke Luhan
Sehun melepaskan ciumannya, lalu menatap
Luhan, segera sehun menarik Luhan ke dalam pelukannya, memeluk Luhan erat
seakan tidak akan pernah memberikan Luhan kepada siapapun..
“Saranghae Lu, Aku sangat mencintai mu
Luhannie hyung” ucap sehun sembari mengelus rambut halus luhan, luhan yang
mendengarnya menjadi malu, wajahnya memerah, luhan mengeratkan tangannya di
pinggang sehun, menenggelamkan wajahnya di dada sehun
“Aku juga mencintaimu Sehunnie” jawab Luhan
di pelukan Sehun, Sehun tersenyum bahagia
.
.
.
“Jadi.. Apa aku boleh melanjutkan makananku
lagi sehunnie??”
[FF] Luhan the Plain // HunHan
By : Oh Sehun
Luhan adalah kekasih
terpolos di dunia…
***
Hampir sebagian besar dari siswa di sekolah bagaikan ikan yang
menggelepar di udara. Kejadian enam bulan lalu bahkan masih sangat hangat untuk
mereka bicarakan. Memasang telinga tajam-tajam untuk mengorek berita terbaru
apapun mengenai mereka.
Sebagian dari penggemar Sehun bahkan masih tak mengerti, ketika
gossip yang berterbangan bagai alang-alang itu menyergapi telinga mereka semua.
Sehun si lelaki terdingin sepanjang masa menjalin sebuah hubungan khusus nan
special dengan laki-laki bernama Luhan.
Bukan karena Luhan adalah laki-laki jelek yang bahkan tak pantas
untuk dekat apalagi memiliki hubungan khusus dengan laki-laki bermarga Oh itu.
Bukan. Bukan itu.
Luhan adalah laki-laki manis dan ia terlihat cantik juga. Luhan
adalah laki-laki terpolos di dunia—seluruh isi sekolah mengakui hal itu—bagaimana
bisa menjalin hubungan dengan Sehun si manusia es??
Beberapa orang tak penting bahkan melakukan sedikit taruhan
mengenai kapan berakhirnya hubungan keduanya. Di mulai minggu pertama mereka
bersama, lalu minggu kedua. Diikuti oleh bulan pertama dan selanjutnya. Dalam
kenyataannya mereka masih saja bersama dan telah memasuki bulan ke enam.
Apalagi yang harus di ragukan??
Di sepanjang lorong ketika keduanya berjalan bersama, akan
terdengar bisikan-bisikan aneh yang memasuki telinga keduanya, dan Luhan merasa
sedikit terganggu karena itu. Setelah itu ia akan bertanya pada Sehun:
Apakah ia salah
mengenakan seragamnya hari ini?
Tidak. seragamnya terlihat sama dengan seluruh murid bahkan
Luhan terlihat lebih rapi.
Atau tataan rambutnya
yang berantakan?
Tidak juga. Luhan selalu memakai shampoo yang bagus dan
rambutnya terlihat indah dan harum. Itu juga bukan permasalahannya.
“lalu apa, Sehun? Mengapa mereka terlihat berbisik setiap kali
kita berjalan bersama?” mata bulatnya menatap Sehun polos seperti anak kecil.
Oh! Sehun tergoda akan tatapan itu. ia benar-benar mencintai
kekasihnya ini. “mereka hanya iri pada kita.” Jawab Sehun selembut mungkin.
Kening Luhan berkerut. “iri?”
Sehun mengangguk. Ia mengusap pipi Luhan dengan lembut. “mereka
iri karena kau cantik.”
Seketika itu pipi Luhan langsung diliputi rona merah. Manis
sekali. “be-benarkah? Jangan menggodaku Sehunie.” Luhan menunduk menyembunyikan
wajahnya yang telah memerah sempurna.
Sehun menangkup kedua pipi Luhan dengan kedua belah tangannya.
“aku tidak sedang meggodamu. Kau benar-benar sangat cantik.”
Detik berikutnya. Sehun memberikan sebuah kecupan singkat pada
bibir Luhan. Dan teriakan tertahan terdengar dari dinding di sebelah mereka
berdiri. Bahkan ada yang mengabadikan moment itu pada ponselnya.
***
Beberapa orang iseng yang mengklaim mereka adalah penggemar dari couple ini menyebalkan juga. Mereka bertanya ini-itu
pada Luhan dan Sehun cukup menegur mereka semua untuk berhenti menganggu kekasihnya ini sekali saja, dan mereka mengerti. Tetapi
masih saja mencuri-curi waktu ketika Luhan tengah sendiri. Mulut mereka terasa
gatal untuk tak bertanya.
Setiap pagi, biasanya Sehun akan mengantarkan Luhan sampai di
depan kelasnya. Memastikan kekasihnya aman maka ia akan menuju kelasnya
sendiri. Namun, hari ini terlihat berbeda. Ketika tubuh mungil Luhan terlihat
berjalan sendiri di lorong tanpa Sehun di sampingnya.
Semua yang melihat itu bersorak dalam hati. Luhan memasuki
kelasnya dengan santai. Baru meletakkan pantatnya pada permukaan kursi ketika
beberapa teman kelasnya mulai datang dan membuat sebuah lingkaran kecil di
mejanya.
“Hai Luhan.”
“Hai Jongdae, hai Baek, hai semuannya.” Ia menyapa ramah seperti
biasa.
Menurutnya itu hal yang wajar bertukar sapa dengan temannya.
“kau mengerjakan tugasmu hari ini, Luhan?”
“tentu. Aku mengerjakannya. Apa kau sudah mengerjakannya
Jongdae?”
“baru sebagian. Aku perlu bantuanmu untuk mengerjakan tugasku,
Luhan.”
“oh, benarkah? lalu apa yang bisa kubantu, Jongdae? Katakan
saja.”
Sebuah senyum manis terpantri di wajah kerumunan itu. Luhan
menatap Jongdae dan Baekhyun bergantian. Menunggu pertanyaan untuknya.
“apa Sehun tidak ke sekolah hari ini? Kau tak terlihat
bersamanya.”
Itu adalah pertanyaan dasar yang selalu mereka tanyakan pada
Luhan.
“Sehun harus menemui guru Lee untuk membicarakan sesuatu.”
“oh seperti itu?”
Luhan mengangguk.
“Luhan..”
“Ya?”
“apakah kau dan Sehun pernah …berciuman?”
Kalian tau, jika Sehun mendengar ini, maka tamat lah riwayat
kalian semua. Itu terlalu frontal. Tetapi Luhan menatap Baekhyun sesaat lalu
mengangguk pasti.
“tentu saja pernah!”
“Woahh~ lalu berapa kali kalian berciuman dalam sehari?”
Luhan menghitung dengan jarinya sesekali menatap langit-langit
kelas, berpikir. “entahlah. Aku tidak terlalu ingat. Sehun selalu mencium ku
setiap kali kami bertemu.”
Woahh kembali terdengar. Lebih keras dari woahh yang pertama.
“di bibir?”
“heum~ di bibir.” Jawab Luhan malu-malu.
“lalu apakah Sehun pernah mencium lehermu?”
“Eh? Sehun juga sering melakukannya. Bagaimana kalian bisa tau?”
Mereka saling melempar pandangan satu sama lain.
“apakah ada kissmark juga?”
“kissmark?
Apa itu??”
“kissmark itu
sebuah tanda. Biasanya di lakukan di leher. Warnanya merah keungguan..” jelas
Baekhyun.
Butuh beberapa detik dan Luhan berguman mengerti. “apakah
seperti ini yang kalian maksud?” Ia menarik dasinya lalu membuka sedikit kerah
pada lehernya itu. Dan woahh kembali terdengar ketika beberapa pasang mata disana menemukan
sesuatu yang berwarna merah samar di leher Luhan. Bahkan ada yang memfotonya
juga.
“Eh, tapi kenapa kalian menanyakan hal ini?” Luhan merapikan
kembali kerah dan dasinya seperti semula. Melayangkan tatapannya pada Jongdae.
“bukankah kau ingin bertanya mengenai tugas kita, bukan begitu Jongdae?”
“eoh?”
“itu adalah hal yang ingin kami tanyakan padamu Luhan.” Baekhyun
menjawab. Ia mendekat pada tubuh Luhan dan berbisik. “ini adalah rahasia. Kau
tau rahasia bukan?”
Luhan mengangguk.
“rahasia berarti tidak boleh di ketahui oleh orang lain..”
lanjutnya.
“termasuk Sehun?”
“Ya, termasuk Sehun!”
Lagi. Luhan mengangguk paham.
“apa kau mencintai Sehun, Luhan?”
“aku mencintai Sehun.”
“sebesar apa cinta mu padanya?”
“Eh?” Luhan menyergit bingung. “..apa—itu cinta?”
Nyaris kuruman itu terlonjak. “kau tidak tau cinta itu apa? Lalu
bagaimana bisa kau menjalin hubungan dengannya??”
Luhan terdiam. Ia tidak mengerti apa yang mereka semua
maksudkan. Cinta itu apa?
“apa kau tidak merasakan perasaan apapun padanya?”
Luhan tak menjawab. “aku tidak mengerti apa yang kalian
maksudkan? Hanya saja aku ingin selalu disamping Sehunie. Jantungku juga
berdetak cepat setiap kali Sehun bilang aku cantik. Kadang aku merasa seperti
terbang ketika Sehun menciumku… apakah itu cinta?”
Semuanya terdiam.
“jika aku tidak bertemu Sehun sehari saja, aku merasa ada
sesuatu yang kurang. Rasanya tidak nyaman sama sekali.” Luhan menggeleng imut.
“jadi… apakah kalian sudah pernah melakukannya?” Jongdae memecah
keheningan.
“melakukan apa?”
“melakukan sesuatu yang dilakukan oleh sepasang kekasih. Itu
seperti kau di bawah dan Sehun berada di atasmu dan kalian—“
“kau terlalu berbelit-belit Jongdae!” Baekhyun memotong.
“apakah kalian pernah melakukan s—“
Sebuah deheman terdengar dari arah pintu. Semuanya menoleh dan mendapati
Sehun yang berdiri santai pada kosen pintu. Semuanya tercekat kecuali Luhan. ia
bangkit dengan cepat dan menuju kearah Sehun dengan sebuah senyum manis pada
bibirnya.
Tatapan tajam dan dingin milik Sehun seolah membekukan kuruman
itu kaku tak bergerak. Luhan menatap bingung dan menarik-narik lengan Sehun
pelan. Membuat pandangan laki-laki itu beralih padanya. Sehun tersenyum kecil
dan kembali menatap Jongdae dan kawan-kawan yang masih pada posisi mereka.
“bukankah aku sudah memperingati kalian untuk tak menanyainya
yang macam-macam?” Suara Sehun terdengar. Berat. Menyambut gendang telinga
mereka semua dalam keterpakuan.
“Sehunie…” sapaan Luhan menyadarkan Sehun dan mereka pergi
meninggalkan kelas Luhan.
***
Luhan terdiam di sepanjang lorong. Ia memikirkan sesuatu
mengenai… apa itu cinta dalam pikirannya. Genggaman jemari Sehun yang terkait pada
jemarinya sesekali ia genggam lebih kuat ketika otaknya masih tak mampu
menemukan apa yang di maksud dengan cinta.
Sehun menyadarinya. Ia menatap Luhan yang berjalan di sampingnya
sesekali. Luhan menghentikan langkah dan Sehun mengikutinya juga. Berdiri
berhadapan di lorong sekolah yang sepi.
“Sehun, cinta itu seperti apa bagimu?”
“Cinta adalah perasaan yang kurasakan padamu.” Jawab Sehun.
Luhan terlihat tak puas. “seperti apa perasaan yang kau
rasakan?”
Sehun tersenyum. “perasaan yang kurasakan adalah yang kau
rasakan juga.”
“yang ku rasakan? Apakah seperti jantungmu serasa meledak ketika
kita saling bersentuhan? Apakah kau merasa hangat pada wajahmu setiap
kali kita saling menatap seperti ini? Atau serasa ada kupu-kupu yang terbang di
perutmu. Aku selalu merasakan hal itu. Apa kau merasakan hal itu juga Sehun?”
Luhan menatapnya polos.
Sehun tersenyum. “Ya. Aku juga merasakannya Luhan. Bahkan lebih
dari itu.” Sehun mendekatkan wajahnya pada wajah kekasihnya itu. Memandangnya
seduktif dan Luhan kembali memunculkan rona merah muda di kedua belah pipinya
yang putih.
“kita tidak perlu kalimat untuk mendefinisikan apa itu Cinta.
Cinta adalah kita. Cinta adalah kau dan aku. Sehun dan Luhan. Cinta adalah
perasaan yang tengah kita rasakan kini. Apa kau mengeri, sayang?”
Luhan menganggukkan kepalanya perlahan. Matanya dan Sehun masih
bertautan dan Luhan tak mampu melepaskan kontak mata itu. Tangan Sehun meraih
jemarinya lalu ia bawa pada dadanya di sebelah kiri. “kau merasakannya?” Tanya
Sehun.
Luhan mengangguk. Sebuah detekan cepat dari jantung Sehun terasa
di telapak tangannya. Luhan tersenyum.
Kini ia tau cinta itu apa dan seperti apa. Kini ia berganti
membawa jemari Sehun pada dada kirinya. Dan Sehun pun sama merasakannya.
Detakan jantung yang saling berpacu cepat namun terasa lembut.
Sehun membelai pipi Luhan dan ia mendekatkan wajahnya disana.
Mempertemukan kedua bibir itu dalam sebuah ciuman yang mereka sebut cinta.
Pergerakan lembut dan Luhan menutup matanya perlahan. Menyambut sapuan lembut
itu dan ia terlena. Serasa berada di awan-awan dan semua terasa lebih ringan
dan menyenangkan.
Ia menggenggam kerah seragam milik Sehun dan melengguh dalam
ciuman keduanya. Tangan Luhan berpindah pada pundak Sehun dan bermain di
belakang daun telinga laki-laki itu.
Detakan jantung keduanya terdengar saling bersahutan. Sekali
lagi Sehun menekan dalam bibir Luhan sebelum melepas tautan keduanya.
Mata Luhan terbuka dan bertemu pandang dengan Sehun langsung.
Hanya butuh beberapa detik untuk menstabilkan deru nafas, dan Sehun
kembali mempertemukan bibir itu kembali. Kali ini lebih dalam dan ia merengkuh
pinggang Luhan dengan mesra. Tak peduli apakah ada yang melihat dan bahkan
mengambil gambar keduanya..
Mungkin Sehun adalah manusia es seperti yang teman-teman
sekolahnya katakan. Tapi Sehun adalah sosok yang berbeda ketika ia berhadapan
dengan kekasihnya Luhan. Sehun adalah pribadi yang hangat. Menyentuh Luhan
dengan penuh perasaan.
Mungkin Luhan memang polos bahkan terlalu polos. Tapi ia tau dan
mengerti satu hal. Jika ia sangat-sangat mencintai kekasihnya Sehun. Luhan tak
harus berpura-pura bahwa ia tau semuanya, berlagak sok mengerti dan sok dewasa.
Sehun tak menyukai hal itu. Sehun jatuh cinta padanya karena Luhan adalah Luhan
dan bukan orang lain..
[FF] Red Devil // KaiLu
By : Oh SehunAuthor : violetkecil
Genre : Fluff,
Bromance, University!AU
Rated : General
Length : Drabble
Cast : Luhan, Kai
Pairing : Kailu
NO silent reader and
Plagiarize please. DO NOT take ideas/plagiarize, dialogues and others from my
story. Comments are very welcome.
–
Jongin
pertama kali melihat Luhan saat pertandingan persahabatan antara tim sepakbola
Yonsei dan Kyung Hee. Ia hari itu tidak bisa mengalihkan mata dari sosok dengan
rambut berwarna pink keunguan yang sedang menggiring bola. Ia bahkan berteriak
penuh semangat ketika sosok itu menendang bola ke gawang tim universitasnya.
Dan hal itu sukses membuat ia mendapatkan jitakan keras dari Sehun.
“Traitor,”
desis Sehun padanya. Jongin hanya memasang cengiran.
Sejak hari itu Jongin mencari cara untuk bisa mengenal Luhan. Beruntung ia mengenal Minseok yang ternyata teman dekat Luhan. Dan jadilah sore itu ia duduk dengan tidak tenang di salah satu kafe. Dua tangan di atas lutut dan sesekali ia menggigit bibir bawah atau membasahinya. Gugup. Jongin merasa seperti remaja berumur tujuh belas tahun yang gugup saat kencan pertama. Demi Chelsea, batin Jongin. Ini bahkan tidak bisa dikatakan kencan.
Sejak hari itu Jongin mencari cara untuk bisa mengenal Luhan. Beruntung ia mengenal Minseok yang ternyata teman dekat Luhan. Dan jadilah sore itu ia duduk dengan tidak tenang di salah satu kafe. Dua tangan di atas lutut dan sesekali ia menggigit bibir bawah atau membasahinya. Gugup. Jongin merasa seperti remaja berumur tujuh belas tahun yang gugup saat kencan pertama. Demi Chelsea, batin Jongin. Ini bahkan tidak bisa dikatakan kencan.
“Kim
Jongin. Dua puluh tahun. Kyung Hee University. Major in Music. Minor in Modern Dance. Right?”
Jongin
menoleh ke arah sumber suara. Jantungnya melompat keluar. Luhan berdiri di
depannya dengan varsity kebanggaan tim sepakbola Yonsei. Ia masih
belum bisa mengeluarkan suara dan hanya mengangguk. Luhan menarik kursi dan
duduk di seberang dancer itu.
“Kau
ingin bicara denganku? Ada keperluan apa?” tanya Luhan dengan nada sedikit
dingin.
Jongin
melengos dalam hati. Jika Minseok tidak memperingatkannya tentang sikap dingin
Luhan, mungkin ia akan menganggap Luhan bratty-kid. Tapi
demi Chelsea,
lagi-lagi batinnya. Ia tidak peduli seperti apa sikap Luhan padanya. Ia hanya
ingin mengenal Luhan.
“Jadi?”
tanya Luhan sambil menopang wajah di kedua telapak tangan. Tepat sepuluh
sentimeter dari wajah Jongin.
“Ak-aku—“
“Manchester
United atau Chelsea?” tanya Luhan tiba-tiba. Tangan terlipat di depan dada
sambil bersandar di kursi. Menatap Jongin penuh intimidasi.
Jongin
membulatkan mata. Jika bukan Luhan yang bertanya, ia akan menjawab ‘Chelsea’
tanpa harus berpikir. Tapi ini Luhan, anak kesayangan tim sepakbola Yonsei,
mahasiswa tranfer dari Cina, empat tahun lebih tua darinya tapi justru terlihat
lebih muda. Dan ini Luhan, yang kata Minseok, ‘mengalir darahThe Red Devils
Manchester United dalam tubuh’-nya.
“Aku
tidak punya waktu seharian untuk menunggu jawabanmu,” ucap Luhan sinis.
“Manch—“
“Liar,”
desis Luhan dan kemudian berdiri dari depan Jongin begitu saja.
Jongin
membenturkan dahi ke meja. Ia lupa. Ia menggunakan T-Shirt berwarna biru yang
merupakan hadiah dari Sehun. ‘Chelsea in my heart’ tercetak dan terbaca
jelas.
–
Jongin
merengek pada Minseok untuk bisa mempertemukannya dengan Luhan lagi. Dan
jadilah sore itu mereka bertemu di kafe dekat Hongik University. Bertiga dengan
Minseok, yang kemudian dengan sengaja meninggalkan Jongin hanya dengan Luhan.
“Kau
suka bubble tea?” tanya Luhan tiba-tiba.
Jongin
mengalihkan pandangan dari segerombolan gadis remaja ke wajah Luhan yang sedang
menunggu jawaban. “Ne?”
“Kau
suka bubble tea?” ulang Luhan.
Jongin
lagi-lagi terjebak dalam pertanyaan yang sulit di jawab. Ia tidak suka bubble teadan dibayar pun ia tidak mau meminum itu. Tapi, lagi-lagi ini
seorang Luhan yang bertanya.
“Ne,”
sahutnya ragu.
“Liar,”
ucap Luhan dingin.
“Ne???”
Jongin tanpa sadar menaikkan nada suaranya. Wajahnya memerah.
“Kau
tercium seperti aroma kopi,” sahut Luhan dan kemudian pergi dari hadapan
Jongin.Lagi.
–
Kesempatan
ketiga biasanya akan berakhir manis. Itu yang ia katakan ketika merengek pada
Minseok agar ia bisa bertemu Luhan. Minseok hanya menepuk dahi pelan.
“Hyung,
please…” rengek Jongin sambil mengguncang-guncang bahu Minseok.
“Fine,
sekali ini saja. Oke?”
Jongin
mengangguk riang. Dan jadilah sore ini ia duduk di kursi di pinggiran lapangan
bola. Melihat Luhan sedang latihan. Ia melambaikan tangan ketika Luhan melihat
ke arahnya. Sedikit membuat Luhan kesal.
“Ada
apa?” tanya Luhan ketika ia setelah latihan. Ia duduk di samping Jongin sambil
mengeringkan rambut dengan handuk. Di mata Jongin Luhan terlihat sangat cute dansexy dalam waktu bersamaan. Radar ‘senpai please
notice me’ terus berdering di pikiran Jongin.
“Ak-ak—“
“Kim
Jongin,” ucap Luhan sambil menoleh—menatap Jongin. “Aku tidak memiliki banyak
waktu—“
“I
like you,” ucap Jongin cepat.
Satu
sudut bibir Luhan tertarik. Ada kilatan jahil di mata pria itu. “I knew.”
“Ne?”
“Gomawo,”
ucap Luhan sambil mendekatkan bibir ke telinga Jongin. “I like you too.”
“Eh?”
Jongin bengong. Ia masih tidak yakin dengan yang ia dengar.
“Kau
tidak menyebutku ‘liar’?”
Luhan
mengulum senyuman dan menggeleng. Ia merentangkan tangan. “Huaaah, aku lapar.
Kau harus mentraktirku. Aku ingin makan masakan Cina. Ada restoran yang sangat
enak di dekat kampus. Setelah itu kita mungkin bisa singgah ke Noraebang dan…”
Jongin
tidak mampu menangkap satu pun yang diucapkan Luhan dengan cepat. Ia terlalu
fokus menenangkan detak jantung.
“Yah!!!
Kkamjong!!!” teriak Luhan. Jongin buru-buru lari menyusul Luhan yang sudah
berjalan lima meter di depannya.
“So,
we are…?” tanya Jongin ragu sambil mensejajarkan langkah dengan Luhan.
“We
are?” tanya Luhan dengan senyum jahil.
Jongin
hanya menggelengkan kepala. Ia takut mengucapkan kata itu. Luhan tertawa pelan.
Mencium pipi Jongin cepat dan kemudian berlari. Jongin memegang pipinya dan
menatap punggung Luhan.
“Jongin-ah,
jika Manchester United dan Chelsea bertanding, kau pilih apa?” teriak Luhan.
Lengan di pinggang dan dengan tidak sabar menunggu Jongin.
No,
no, no, not again,
batin Jongin sambil menggelengkan kepala pelan.
“Aku
pilih kamu,” ucapnya kemudian sambil meletakkan lengan di bahu Luhan. Luhan
memasang senyuman dan ingin rasanya ia mengecup bibir yang tersenyum itu. Tapi…
“ManU
atau Chelsea?” tanya Luhan lagi.
Damn
it, umpat Jongin dalam
hati.
“Ayolah,
Jongin-ah,” rengek Luhan dengan aegyo.
Jongin bingung kemana perginya sikap dingin Luhan. Mungkin seperti yang
dikatakan Minseok, Luhan hanya bersikap dingin pada orang yang baru pertama
kali ia kenal.
“Jongin-ah…
ManU atau Chelsea?”
“Jongin-ah…”
“Jongin-ah…”
Jongin
menggelengkan kepala pelan. Hanya ada satu cara untuk menghentikan rengekan
Luhan. Mengunci bibirnya.
–
violetkecil’s note: Ige mwoya???? Maunya bikin dominan
Luhan, tapi jadinya malah seperti ini. Hahahaha *kabur bareng Luhan* huaaah I
don’t know why but I can’t resist Kailu~ Sehun-ah, noona mianhae *pouts* Hunhan
still in my blood *pinky promise*