Popular Post

Posted by : Oh Sehun Saturday, April 26



Author     : Brida

Cast       : Oh Sehun, Xi Luhan

Genre      : Fluff

Length     : Drabble

*****


‘Aku mencetak dua gol hari ini'

'Wow~ Kau hebat!'

'Akan ku kirimkan rekaman pertandingan tadi untukmu.'

'Kau serius? Ok. Ku tunggu.'

***

"Masih chatting dengan teman dunia mayamu itu?"

"Hei dia punya nama. Namanya Luhan."

Jongin memutar bola matanya. "Yaya~ terserah apapun namanya--"

"Namanya Luhan!"

Sehun menegaskan suaranya. Ia melotot tak suka pada Jongin. Ia  lupa kapan terakhir laki-laki ini berubah menyebalkan.

Ia mencoba acuh. Kembali bergelut dengan layar ponselnya.  Membalas beberapa pesan dari pengguna bernama Luhan.

'Aku sedang memakan kepiting saus hitamku. Kau mau?'

'Ngg~ bagaimana jika kepiting saus hitam di ganti dengan foto  terbarumu?'

Sehun terkikik sendiri. Ia menunggu balasan dari lawannya, berharap-harap cemas semoga Luhan kembali mengirimkan foto miliknya.

Beberapa menit berlalu dan ponselnya kembali bergetar. Berisi  sebuah lampiran dan Sehun membukanya dengan tak sabar.

Seorang anak laki-laki memakai seragam sekolah berpose disana,  tangan kanannya menunjuk sebuah piring besar dengan beberapa kepiting berlumuran saus. Ia tersenyum. Sangat manis.

'Kau mau kepitingku? Rasanya benar-benar sangat enak!'

Sehun kembali terkikik.

'Oh~ itu terlihat sangat lezat!'

Jongin mengerucutkan bibirnya beberapa senti ke depan.  Mencuri-curi pandang pada layar ponsel Sehun. Laki-laki itu tak menyadarinya. Terlalu asik menatap pada foto disana. Ia tersenyum terlalu banyak hari ini.

'Sehun kirimkan fotomu untukku.'

Kini berbalik Sehun yang berpose di depan kamera ponselnya. Ia  seolah berlatih tersenyum sebelum mengambil gambarnya sendiri. Membuat Jongin (lagi-lagi) menyergitkan keningnya. Bingung.

"Apa kau sudah gila Sehun?"

Sehun tak menjawab. Fokus pada kamera hingga klik satu foto  miliknya pun kini ia kirimkan pada Luhan.

"Diam Jongin. Dari tadi kau terus mengoceh. Merusak mood ku  saja." gerutu Sehun tanpa menoleh padanya.

Jongin cemberut.

"Hei Sehun. Kenapa kau tak bertemu dengan laki-laki bernama Luhan itu secara langsung? Mungkin saja dia berbohong padamu selama ini. Setiap foto yang ia kirimkan bisa saja bukan foto asli miliknya."

Sehun tertegun. Jongin benar-benar berhasil merusak moodnya hari  ini.

Menghabiskan waktu berjam-jam di layar ponsel bukanlah gaya Sehun sebenarnya. Bahkan ia jarang sekali memegang gadget seperti ponsel atau notebook atau yang lainnya. Tapi itu dulu sebelum akhirnya ia mendapat tugas membuat notepad yang akan di kirimkan melalui e-mail untuk tugas TIK-nya.

Cukup iseng ketika ia masuk dalam chatbox dan mendapat sebuah pesan singkat disana.

'Hai.'

Cukup singkat dan Sehun berniat untuk mengabaikannya. Namun jari-jarinya entah mengapa sedikit melenceng dengan rencana awal dan ia pun mengetik balasan dengan kata yang sama pula: Hai.

Lalu setelah itu berjalan seperti pada dasarnya. Saling menanyai hal yang paling dasar. Dimulai dari nama masing-masing lalu tempat tinggal dan yang lain-lain.

Fakta mengenai keduanya sama-sama lahir di bulan april. Menyukai minuman dalam cup yang di sebut Bubble Tea.

Wah~ mungkin mereka bisa menjadi teman yang akrab. Bahkan, agar lebih mengenal pun kedua sepakat untuk saling mengirim foto masing-masing. Dan yeah... Masih berlanjut hingga hari ini.

Sehun sudah cukup yakin mengenal siapa laki-laki bernama Luhan itu. Luhan tinggal di Busan. Ia masih duduk di bangku SMA sama seperti dirinya. Sehun juga tau, apa yang laki-laki itu suka dan apa yang tidak ia sukai. Luhan suka bermain bola. Luhan tidak suka udara panas.

Dan Sehun pun yakin jika Luhan juga cukup mengenal dirinya.
Tapi dengan kejamnya, laki-laki bernama Kim JongIn itu memutar semua kepercayaan juga keteguhannya selama ini.

Ok. Jongin mungkin ada benarnya juga. Mereka memang telah lama saling kata melalui chanbox e-mail. Bertukar foto pun kerap kali mereka lakukan.


"... Tapi bisa saja itu bukan foto asli miliknya..."
Sial.

Apa yang Jongin katakan menyadarkan Sehun akan sesuatu. Bagaimana jika Luhan bukanlah Luhan yang asli?

Bagaimana jika setiap foto yang laki-laki itu kirimkan ternyata bukanlah miliknya?

'Luhan ayo kita bertemu.'

Jantung Sehun berdegup. Haruskah ini ia tanyakan?? Jika Luhan menolak ajakannya, maka....

'bertemu?' balasan itu membuat perasaannya semakin kalut.

'Ya. Bertemu. Kau....mau bukan?'

Beberapa menit berlalu dan Luhan tak membalas pesannya.
Mungkin Jongin benar—

'Tentu. Ayo kita bertemu!' bahkan diiringi dengan emoticon tersenyum lebar.

'Kau serius?'

'Ya. Tentu. Jadi kapan kita akan bertemu Sehun?'

***

Bulan desember, Sehun tak terlalu menyukainya. Apalagi di penghujung tahun seperti ini huwiiih~ udara bahkan terasa menggigit kulit, dingin. Sangat dingin dan ia harus merapakatkan mantelnya agar bisa sedikit merasa lebih hangat.

Di peron stasiun kereta api bawah tanah Sehun duduk disana. Menunggu seseorang. Seseorang bernama Luhan.

Perasaannya sedikit tak tenang. Ia menegangi ponselnya dengan erat sambil membalas satu persatu pesan yang Luhan kirimkan.

'Aku memakai mantel berwarna merah gelap, dan topi wol berwarna orange.' Tulis Luhan.

Ok. Mungkin tak akan sulit menemukannya.

'Keretaku sudah sampai Sehun.'

Ini saatnya. Sehun pun dari sana.

'Aku memakai mantel berwarna hitam. Aku akan segera ke gerbong keretamu.'

Sehun melangkahkan kakinya tak nyaman. Ia tak suka keadaan seperti ini. Ketika harus mencari seseorang yang selama ini kau kenal melalui chatbox e-mail tapi malam ini, tepat jam tujuh kurang beberapa menit, mereka akan saling bertemu.

Matanya menelusuri setiap gade kereta dari Busan. Tidak ada tanda-tanda laki-laki yang memakai mantel berwarna merah dan topi yang berwarna orange diperkumpulan orang-orang yang lalu lalang.

'Kau dimana? Aku tak menemukan ciri-ciri seperti yang kau--'

"Hei......

".....Apa kau Sehun?"

'--sebutkan.'

Seseorang berdiri tepat di hadapannya. Seseorang yang memakai mantel berwarna merah gelap dan sebuah topi berbahan wol berwarna orange yang menutupi kepalanya. Dengan sebuah senyuman—

--Sehun merasa tak asing dengan senyum itu.

"Luhan?"

Sosok itu masih tersenyum. Senyum kelegaan.

"Akhirnya... Kita bertemu Sehun." Ia menjulurkan tangan kanannya.

"Hei namaku Luhan."

***

Canggung. Itulah kata yang dapat mencakupi seluruh keadaan  keduanya saat ini. Semuanya terasa berbeda.

Berbeda ketika mereka sampai pada taman sungai Han. Dengan  orang-orang ysng berjumlah lebih banyak dari malam-malam sebelumnya.

"Tidak terasa sebentar lagi akan berubah menjadi tahun 2014." Gumam Luhan.

"Padahal terasa seperti baru kemarin sore aku kenal denganmu."
Sehun tersenyum kikuk.

"Ya. Tidak terasa sama sekali." Luhan melirik jam tangannya.

"Sepertinya akan segera di mulai."

Dengan ragu Sehun meraih tangan Luhan dan membawa laki-laki itu  dalam kurumunan orang-orang.

Penuh sesak. Ia menempatkan Luhan duduk berdiri di depannya sedang ia sendiri berdiri di belakang laki-laki itu.

Hitungan 10 detik secara mundur terdengar. Detik-detik pergantian tahun akan dimulai sebentar lagi.

10

9

8

7

6

5

4

3

2

1

Kembang api itu di luncurkan dengan cantik di langit. Menghiasi langit malam dengan menakjubkan. Sebuah kalimat tertera dengan jelas disana.

HAPPY NEW YEAR 2014

"Happy new year Luhan." bisik Sehun.

"Happy new year Sehun." balasnya.

"Ucapkan harapanmu." Tanya Sehun sambil melihat langit malam yang penuh dengan kembang api yang bertebaran.

"Aku ingin Luhan menjadi milik Sehun, Aku menyukaimu."

Deg. Sehun merasakan jantungnya berdegup kencang saat Luhan, dia mengatakan apa yang barusan dia dengar.

"err... Sepertinya aku.... juga”.


Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © EXO AREA -